PKS Tapos, KUNINGAN -- Perpaduan antara keilmuan dan keimanan menjadi model ideal
kepemimpinan negara masa kini dan yang akan datang. Tokoh yang memiliki
perpaduan itu harusnya banyak lahir dari pondok pesantren.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa di era
Indonesia kini perpaduan tersebut merupakan sebuah keharusan. "Banyak
pemimpin yang pinter tapi ditangkap KPK, karena landasan keimanannya
lemah, mudah korupsi," jelasnya dalam sambutan pembukaan Ajang Remaja
Berprestasi (Aresta) ke-8 di Pondok Pesantren Husnul Khotimah,
Kabupaten, Kuningan.
Untuk itu pendidikan model pesantren yang menggabungkan keahlian dan
landasan keimanan akan menjadi jawaban atas persoalan tersebut.
"Kurikulum Pesantren kini sudah menggabungkan dimensi iptek dan
imtaq. Perpaduan ini dibutuhkan dalam kepemimpinan menuju peradaban baru
Indonesia," jelas Heryawan
Indonesia, lanjut gubernur yang akrab disapa Kang Aher ini, akan
mengalami masa kegemilangan kalau generasi muda pesantren masa kini
memegang posisi-posisi strategis dalam pemerintahan di masa yang akan
datang.
Untuk itu Kang Aher mengajak agar para santri ulet dan bermental
baja dalam mengembangkan potensinya. "Orang berhasil, biasanya anak yang
memiliki tekad kuat meski dihadapkan pada keterbatasan sarana," ujar
Aher.
Untuk itu Kang Aher mendukung upaya penggalian potensi remaja dalam
bentuk Aresta. "Lanjutkan terus Aresta, jang berhenti, tiap tahun harus
ada, saya dukung," tandas Aher.
Aresta kali ini diikuti oleh 230 peserta dari seluruh pesantren yang
ada di Jabar dan DKI Jakarta. Perwakilan santri yang berprestasi akan
bertarung kemampuan di ajang ini.
Di perhelatan para santri ini akan dilombakan Musabaqoh quran, Dai
cilik, nasyid, story telling, mading, dan debat. "Ke depan perlu juga
dilombakan karya cipta teknologi para santri," ujar Aher.