Senin, 31 Desember 2012

Jelang Tahun Baru, Heryawan Tinjau Jalur Puncak


PKS Tapos, KABUPATEN BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meninjau kondisi lalulintas jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/12). Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui penanganan lalulintas menjelang puncak kepadatan lalulintas pada pergantian tahun 2012.
Tiba sekitar pukul 16:00 WIB di perempatan Gadog, Heryawan menuju Pos Polisi (Pospol) Satlantas setempat. Disambut Perwira Pengendali Lalulintas di Pospol Gadog AKP Gayo, Gubernur langsung menuju antean mobil yang hendak menuju Puncak, dengan berjalan kaki sekitar 300 meter dari Pospol.
Menemui warga yang menunggu jalur ke Puncak dibuka, Heryawan berdialog dengan warga yang hendak berlibur tahun baru di kawasan Puncak dan sekitarnya.
"Sudah berapa lama antre," tanya Aher kepada seorang ibu, membuka obrolan. Ternyata ia telah sejam lebih menunggu giliran jalan. Usai bertanya keadaannya, Aher lalu mengimbau agar bersabar dan tetap hati-hati selama perjalanan. "Selamat berlibur ya. Semoga selamat sampai tujuan," ujar Gubernur.
Di lokasi yang sama, Heryawan juga menemui keluarga Edi Suherman, pengendara asal Bintaro, Tangerang Selatan, yang meninggalkan mobilnya dan beristirahat di halaman rumah warga setempat. Gubernur Jabar spontan membeli somay dari pedagang keliling lalu membagikannya ke keluarga tersebut. "Wah, terimakasih Pak Gubernur," tutur Edi.  
Usai menemui para pengendara, Aher kembali ke Pospol Gadok. Di sini ia menyaksikan monitor pemantauan kondisi arus lalulintas di beberapa ruas jalan Puncak. "Bagus, dengan pemantauan jarak jauh seperti ini, pengaturan arus kendaraan dapat lebih efektif," kata Aher.
Pada akhir kunjungan, Gubenur Heryawan memberi bingkisan kepada beberapa personel Satlantas Gadok, berupa jaket kulit. "Ini tanda apresiasi kami atas kerja keras polisi dalam mengatur lalulintas di Puncak yang dikenal super padat, khususnya saat hari libur," ujar Aher.

Aher: Selesaikan Ahmadiah dengan Cara Damai


PKS Tapos, KABUPATEN BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengomentari singkat cara yang ditempuh sebagian warga dalam menghadapi masalah Ahmadiah. Yakni, metoda kekerasan seperti pengrusakan bangunan dan pengusiran.
"Karunyak atuh (Itu tidak baik)...," tukas Heryawan di hadapan sekitar lima ribu warga yang mengikuti acara Puncak Berzikir II di halaman masjid Atta'awun, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Munggu malam (30/12).
Pengajian akbar ini diselenggarakan Front Pembela Islam (FPI) Bogor Raya. Warga yang hadir berasal dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Depok, dan Jakarta.
Heryawan yang populer dengan sapaan Kang Aher mengatakan, Ahmadiah jelas merongrong umat Islam karena aqidahnya menyimpang dan pada saat bersamaan mengaku bagian Islam. Tujuan warga untuk meluruskan aqidah penganut Ahmadiah merupakan tindakan mulia. Sebab itu caranya harus baik.
"Cara yang ditempuh harus damai. Mari kita ajak mereka kembali ke jalan Islam dengan ajakan lemah lembut. Islam mengajarkan kedamaian. Karena itu tidak ada alasan menerapapkan cara-cara kekerasan," papar Aher.
Ditambahkan, penganut Ahmadiyah di Jawa Barat sekitar 17 ribu. Sejauh ini, upaya damai untuk mengajak mereka ke jalan Islam yang lurus, telah diterima tak kurang tiga ribu orang. "Anggota FPI Bogor Raya dapat berjuang mengajak mereka di jalan yang sesuai aqidah. Mudah-mudahan 2-3 tahun mendatang seluruhnya sudah kembali ke pangkuan Islam," tuturnya.
Di acara Puncak Berzikir II yang berlangsung hingga dini hari, Heryawan menantang kesanggupan warga --termasuk anggota FPI-- berpartisipasi menerapkan cara persuasif dalam mengajak penganut Ahmadiah kembali ke ajaran Islam.
"Apakah semua sanggup?" tandas Aher. Tantangan ini dijawab dengan teriakan, "Sanggup...."
Puncak Berzikir II dihadiri Ketua DPR FPI Bogot Raya KH Muhammad Zaini Mahfudzin dan Bupati Bogor Rahmad Yasin. Hadir juga Sjech Yakub Sulaeman dari Palestina.

Inilah Kenangan Indah Aher Saat Rayakan Tahun Baru

Gambar: Google

PKS Tapos, Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mempunyai kenangan indah saat merayakan malam tahun baru ketika ia masih kanak-kanak, yakni berkeliling Kota Sukabumi sambil meniup terompet buatan sang kakek.

"Dari siang teh, Aki (kakek) saya sudah sibuk bikin torompet dari daun kelapa untuk incu –incunya (cucu-cucunya)," kenang pria yang akrab disapa Aher itu, kepada INILAH.COM, Senin (31/12/12) di Jakarta.

Aher melanjutkan, soal hiburan tahun baru, tidak ada yang lebih menarik selain prosesi hitung mundur yang ditayangkan Televisi Republik Indonesia (TVRI).

“Ayeuna (sekarang) mah banyak sekali tipi swasta, dulu Cuma ada TVRI, soal zona waktu di Indonesia taunya teh pas tahun baru weh (aja).. ” katanya dalam bahasa campur–campur Indonesia - Sunda.

Aher mengatakan, setelah prosesi hitung mundur tahun baru untuk wilayah Tengah Indonesia (WITA) di TVRI selesai, ia bersama teman-teman sebayanya, kemudian berkeliling Kota Sukabumi

“Selamat Tahun Baru untuk Bali kata pembawa acara, kita sudah papuket (heboh) ingin keluar rumah, karena bentar lagi teh Wilayah Barat khan?” ujarnya.

Setelah totorompetan, Aher kecil kembali kerumah dijemput sang paman. “lamun (kalau) sudah keliling Sukabumi, biasanya Mamang saya jemput menggunakan motor, tiduran sebentar lanjut sholat subuh," tandasnya.