PKS Tapos, KABUPATEN BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengomentari singkat cara yang ditempuh sebagian warga dalam menghadapi masalah Ahmadiah. Yakni, metoda kekerasan seperti pengrusakan bangunan dan pengusiran.
"Karunyak atuh (Itu tidak baik)...," tukas Heryawan di hadapan sekitar lima ribu warga yang mengikuti acara Puncak Berzikir II di halaman masjid Atta'awun, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Munggu malam (30/12).
Pengajian akbar ini diselenggarakan Front Pembela Islam (FPI) Bogor Raya. Warga yang hadir berasal dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Depok, dan Jakarta.
Heryawan yang populer dengan sapaan Kang Aher mengatakan, Ahmadiah jelas merongrong umat Islam karena aqidahnya menyimpang dan pada saat bersamaan mengaku bagian Islam. Tujuan warga untuk meluruskan aqidah penganut Ahmadiah merupakan tindakan mulia. Sebab itu caranya harus baik.
"Cara yang ditempuh harus damai. Mari kita ajak mereka kembali ke jalan Islam dengan ajakan lemah lembut. Islam mengajarkan kedamaian. Karena itu tidak ada alasan menerapapkan cara-cara kekerasan," papar Aher.
Ditambahkan, penganut Ahmadiyah di Jawa Barat sekitar 17 ribu. Sejauh ini, upaya damai untuk mengajak mereka ke jalan Islam yang lurus, telah diterima tak kurang tiga ribu orang. "Anggota FPI Bogor Raya dapat berjuang mengajak mereka di jalan yang sesuai aqidah. Mudah-mudahan 2-3 tahun mendatang seluruhnya sudah kembali ke pangkuan Islam," tuturnya.
Di acara Puncak Berzikir II yang berlangsung hingga dini hari, Heryawan menantang kesanggupan warga --termasuk anggota FPI-- berpartisipasi menerapkan cara persuasif dalam mengajak penganut Ahmadiah kembali ke ajaran Islam.
"Apakah semua sanggup?" tandas Aher. Tantangan ini dijawab dengan teriakan, "Sanggup...."
Puncak Berzikir II dihadiri Ketua DPR FPI Bogot Raya KH Muhammad Zaini Mahfudzin dan Bupati Bogor Rahmad Yasin. Hadir juga Sjech Yakub Sulaeman dari Palestina.