Selama 22 hari –siang malam– Jalur Gaza dihujani berbagai jenis bahan peledak oleh Zionis Israel (mulai 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009). Menurut Amnesty International, sekitar 1400 orang tewas (300 diantaranya anak-anak) akibat serangan itu. Lima ribu orang luka-luka termasuk akibat bom-bom fosfor yang membakar. Lebih dari 20 ribu bangunan hancur, termasuk 155 masjid.
“Kami berusaha menghadirkan suasana 22 hari itu lewat pemutaran film dokumenter terbaik tentang peristiwa tersebut,” jelas Fanni Rahman, Sekjen Sahabat Al-Aqsha.
“Tears of Gaza” adalah karya sutradara Norwegia Vibeke Løkkeberg. Ia melakukan perjalanan ke Jalur Gaza, mewawancara banyak orang, mengumpulkan video-video amatir terbaik yang merekam peristiwa selama 22 hari itu, lantas merangkainya jadi satu kesatuan. Film ini pertama kali diluncurkan bulan September 2010.
Acara Safari Nonton Bareng “Tears of Gaza” ini mendapat sambutan luas. Masyarakat di beberapa kota di tanah air sedang menunggu giliran menyimak film itu, baik di masjid, di kampus, maupun di rumah-rumah. Seorang pengurus sebuah perkumpulan masyarakat Indonesia di Arab Saudi meminta Sahabat Al-Aqsha “menemani” mereka menonton film ini, lewat konferensi jarak jauh dengan Internet.
Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha Amirrul Iman menjelaskan, seluruh dana yang dikumpulkan masyarakat saat nonton bareng semua untuk saudara-saudara kita di Gaza. “Tak ada yang dipotong untuk operasional,” kata Amirrul yang sambil tersenyum menambahkan, “Siapkan infaq terbaik Anda!”
sumber : sahabatalaqsha.com