Selasa, 29 Mei 2012

4 Rahasia Kemenangan Mursi dalam Pilpres Mesir



 Hampir bisa dipastikan, capres Ikhwanul Muslimin Dr Muhammad Mursi memperoleh suara terbanyak pada pilres Mesir. Hasil perhitungan suara hingga Jum’at malam (Sabtu dini hari WIB) menempatkan Mursi pada posisi pertama dengan 25 persen suara. Meskipun masih ada 40 persen surat suara yang belum dihitung, agaknya Mursi akan maju ke putara kedua melawan Ahmad Shafik, mantan panglima angkatan udara yang diangkat menjadi perdana menteri oleh Mubarak pada hari-hari terakhir kekuasaannya.

Pencalonan Mursi sebenarnya tergolong terlambat dibandingkan calon-calon lainnya. Sebelumnya Ikhwanul Muslimin mencalonkan Khairat As Syatir, bendahara Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) dan pengusaha sukses yang dikenal sebagai “Erdogan Arab.” Meskipun waktu kampanyenya lebih singkat daripada capres-capres yang lain, akhirnya Mursi –sebagaimana jajak pendapat menjelang pilpres- memenangkan putaran pertama.

Berikut ini adalah “rahasia” kemenangan Mursi dalam pilpres Mesir pertama pasca revolusi:

1. Soliditas Tandzim Ikhwanul Muslimin

Gerakan Ikhwanul Muslimin yang telah dikenal di Mesir sebagai gerakan Islam terbesar sekaligus paling solid dan terorganisir dinilai banyak kalangan sebagai kunci utama kemenangan Mursi. Jauh-jauh hari sebelum pilpres, begitu terdengar Ikhwan akan mencalonkan, seketika berkembang wacana bahwa siapapun calon dari Ikhwan pasti memiliki kans besar untuk menang. Meskipun Khairat As Syatir dicoret oleh Komisi Pemilihan, calon lain yang diajukan harakah pendiri FJP itu bisa ditebak akan dipilih banyak orang.

Hal itu disebabkan, selain memiliki jutaan kader yang solid menyukseskan keputusan harakah, Ikhwan juga memiliki pengaruh luas di masyarakat Mesir. Selama rezim Mubarak, suara-suara pendukung Ikhwan di kalangan grass root tidak begitu tampak karena ditekan oleh rezim yang represif dan otoriter. Dukungan mereka secara terbuka baru terlihat pasca tumbangnya Mubarak. Maka FJP pun memenangklan pemilu parlemen, dan kini Mursi mendapatkan suara terbanyak pada pilpres.

Kepiawaian Ikhwan dalam membentuk opini publik, bernegosiasi dan bekerja sama dengan organisasi Islam lain, serta citranya yang positif menjadi saham tersendiri bagi kemenangan Mursi.

2. Kader yang Militan

Jutaan kader Ikhwan adalah asset terbesar jamaah itu sekaligus faktor kemenangan Mursi. Setiap kader merasa terpanggil untuk menggalang suara dukungan kepada capres yang direstui jama’ah itu.

Keistimewaan kader Ikhwan di Mesir dibandingkan dengan kader gerakan Islam di negara lain adalah kader-kader Ikhwan selain aktif dalam gerakan dakwah juga menjadi pegiat di sejumlah organisasi profesi dan kemasyarakat yang ada. Data yang bisa dipercaya menunjukkan bahwa hampir semua organisasi profesi yang ada di Mesir dikuasai –atau setidaknya diakses- kader-kader Ikhwan. Mereka menjadi pemimpin, penggerak atau aktifisnya sehingga memudahkan mereka pada saat yang dibutuhkan seperti menjelang pilpres beberapa hari yang lalu untuk mempengaruhi anggota-anggotanya. Selain itu, secara kelembagaan, organisasi-organisasi profesi itu juga turut menggiring opini publik kea rah yang sama dengan kebijakan Ikhwan.

3. Ketokohan Mursi

Ketokohan Mursi juga memberikan andil kemenangannya dalam pilpres. Meskipun “siapapun” calon yang diusung Ikhwan memiliki kans besar untuk menang, ketokohan seorang Mursi yang menjadi ketua FJP dan dewan Mursyid Ikhwan membuat masyarakat tidak ragu untuk memilihnya.

Figur Mursi yang tawadhu’ juga menguntungkannya di hadapan organisasi Islam lain seperti Salafi Kairo. Komunitas Salafi pimpinan Muhammad Abdul Maqsud itu turut mendukung Mursi, meskipun sejumlah komunitas Salafi lainnya mendukung Abul Futuh.

4. Struktur Politik FJP dan Sayap Organisasi Ikhwan

Meskipun FJP didirikan oleh Ikhwan dan sebagian besar tokohnya adalah tokoh Ikhwan, sebagai partai politik FJP terpisah dari Ikhwan. Ada irisan yang besar antara keanggotaan FJP dan Ikhwan, namun tidak semua anggota FJP adalah aktifis ikhwan. Bahkan ada sejumlah tokoh Kristen Optik yang mendukung FJP, sehingga ia menambah ceruk pemilih di luar umat Islam. Kemenangan FJP juga turut meyakinkan public untuk ikut memilih Mursi yang “satu paket” dengannya, meskipun FJP tidak berhasil mempertahankan seluruh pemilihnya untuk memilih Mursi.

Sedangkan sayap organisasi Ikhwan yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh Mesir memiliki andil mengkampanyekan Mursi baik secara langsung atau tidak langsung.

Di samping empat hal di atas, ada sejumlah faktor lain yang bisa jadi lebih utama dalam kemenangan Mursi. Hal yang tidak boleh disepelekan adalah doa. Selain didoakan oleh umat Islam di Mesir, Mursi juga didoakan oleh ribuan warga Gaza. Bukankah mereka setelah shalat Hajat memohon kepada Allah pemimpin Mesir yang peduli dan memiliki perhatian untuk membela Palestina dan umat Islam? Satu yang pasti, kemenangan ini adalah bagian dari pertolongan Allah. Nasrun minallaahi wa fathun qarib.