Selasa, 15 Mei 2012

Yusuf Islam: Kebenaran Itu Butuh Pengorbanan


Dalam kehidupan, seorang manusia harus berani menjangkau dan mengambil resiko untuk mendapatkan kebenaran. Tanpa hal itu, sulit untuk menemukan kebenaran hakiki seperti yang diharapkan.
Demikian diungkap musisi Yusuf Islam dalam peluncuran film dokumenter dan buku berjudul 'Dataran Tanpa Batas: Muslim Australia' di Thornbury, Australia. "Untuk mengetahui apa yang ingin kita lakukan, Anda harus menghindari zona nyaman," kata dia seperti dikutip northcote-leader.co.au, Selasa (8/5).

"Seorang manusia dalam mencari kebenaran, juga harus meninggalkan apa yang dimiliki saat ini," tambah musisi 63 tahun itu.
Dalam kesempatan itu, Yusuf Islam juga melontarkan pujian terkait keberadaan museum Islam pertama di Australia. Menurut Yusuf Islam, museum itu akan membantu mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan Muslim di Australia.

"Agama ada untuk kita pahami, dan tidak ada sudut di tempat kita tinggal," kata musisi asal Inggris itu.
Yusuf Islam adalah nama panggung dari Stephen Demetre Georgiou. Musisi kelahiran London, Inggris, 21 Juli 1948 itu lalu menganti namanya menjadi Cat Stevens hingga 1980-an. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer termasuk 'Morning Has Broken', 'Peace Train', 'Moonshadow', 'Wild World', 'Father and Son', 'Matthew and Son', dan 'Oh Very Young'.

Stevens menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada 1978 silam setelah mengalami mati suri. Setelah hijrah, ia mengganti namanya menjadi Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah lewat dunia musik.

*republika.co.id rubrik dunia islam 8/05/2012