dakwatuna.com – Padang. Kendati pemerintah belum
mengumumkan secara resmi menetapkan masuknya 1 Ramadhan 1433 Hijriah
sebagai awal dimulainya ibadah puasa bagi umat Islam, jauh-jauh hari
Muhammadiyah telah menetapkan 20 Juli merupakan jatuhnya awal 1 Ramadhan
1433 H.
Wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera
Barat Bidang Hisab, Bahktiar, kepada Haluan, Kamis (7/6) mengatakan, PP
Muhammadiyah telah menetapkan 20 Juli 2012 awal masuknya 1 Ramadan. Hal
ini berdasarkan metode penetapan hisab yang menunjukkan Matahari telah
terbenam terlebih dahulu dari pada 29 Sya’ban.
“Tidak seperti
biasa, tahun ini diprediksi terjadi perbedaan dalam menentukan awal 1
Ramadan. Biasanya Muhammadiyah dan pemerintah
berbeda dalam
menentukan 1 Syawal atau Lebaran. Namun sebaliknya, pada tahun ini akan
terjadi perbedaan pada masuk 1 Ramadan. Sementara dalam penentuan 1
Syawal kemungkinan akan sama,” kata Bahktiar.
Ia menjelaskan,
perbedaan tersebut akan terjadi karena cara menentukan masuknya 1
Ramadan, Muhammadiyah menggunakan hisab. Sementara pemerintah
menggunakan motode rhukyat. Saat Matahari tenggelam, ketinggian hilal
hanya 1.3. Bagi Muhammadiyah, ini sudah memenuhi kriteria wujudul
hilalnya. Sedangkan bagi pemerintah tetap merujuk imkanur rukyat di atas
2.
Dikatakannya, sementara untuk merukhiyat pada 29 Sya’ban tidak
dimungkinkan. Karena ketinggian hilal baru 1.3. Sementara pemerintah
baru akan mengklaim berhasil melihat hilal pada tanggal 19 Juli setelah
sidang itsbat. Oleh sebab itu, Muhammadiyah akan berbeda memulai 1
Ramadan dengan pemerintah.
“Muhammadiyah akan memulai puasa tanggal 20
juli 2012. Sedangkan memulai salat taraweh tanggal 19 Juli,” katanya.
Sementara
itu dalam menentukan 1 Syawal 1433 H pada tanggal 19 Agustus 2012
pemerintah dan Muhammadiyah akan bersama-sama. Ini disebabkan bulan baru
terjadi setelah lewat Maghrib hampir pukul 23: 00 WIB tanggal 17
Agustus, sehingga tanggal 18 Agustus bulan sudah sangat besar untuk
dirukhyat hilal berada di kisaran ketinggian 6.8 ketika Matahari
tenggelam.
Bahktiar menambahkan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Sumbar secara resmi akan meluncurkan Imsakiyah Ramadan 1433 H di gedung
Dakwah Muhammadiyah Sumbar Jalan Sawahan No. 22 Padang, 16 Juli 2012.
Imsakiyah besar sepanjang 4X6 meter akan di pajang pada dua tempat yaitu
di Gedung Dakwah Muhammadiyah dan Masjid Muhammadiyah Kota Padang.
“Launching
Imsakiyah ini untuk menjadi acuan pelaksanaan ibadah Ramadan. Tidak
hanya penetapan 1 Ramadan yang jatuh pada tanggal 20 Juli saja, juga
menetapkan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 19 Agustus 2011,” kata
Bahktiar.
Selain itu, Bahktiar juga mengimbau masyakat tidak
mempersoalkan perbedaan yang terjadi. Tetapi juga mengambil hikmah dari
perbedaan tersebut. Hal tersebut juga terjadi karena perbedaan metode
yang digunakan. Dia juga mengajak warga masyarakat agar mengisi Ramadan
nanti dengan melakukan amal ibadah sebanyak mungkin.
Sementara
itu, ketua persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumbar H Boy Lestari mengatakan,
untuk menentukan 1 Ramadan dan 1 Syawal, mereka tetap berpedoman kepada
pemerintah. Ia berpendapat, terjadinya perbedaan tidak bisa dielakkan
karena cara yang ditempuh oleh pemerintah dan Muhammadiyah berbeda.
“Tidak
perlu mempersoalkan perbedaan. Karena, masing-masing metode sudah
memiliki dasar yang kuat. Sekarang tinggal bagaimana kita berpedoman
terhadap apa keyakinan sudah kita pegang,” katanya.