PKS Tapos, Jakarta -. Kementrian luar negeri (Kemenlu) harus memainkan peran diplomasi yang baik untuk memberikan jaminan keamanan kepada Presiden SBY dan rombongan saat mengunjungi Inggris bulan November mendatang. Seluruh perangkat keamanan dan intel harus dikoordinasikan dengan baik. Jangan sampai kecolongan.
Demikian diutarakan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi pada Rakyat Merdeka Online di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/9). Ia menyampaikan hal itu terkait sayembara Ed McWilliams yang menjanjikan uang sebesar 80 ribu dolar AS bagi warga Inggris yang bisa menangkap SBY dalam kunjungan tersebut.
"Jangan sepelekan sayembara itu," imbau anggota Komisi III DPR RI itu.
Aboe Bakar mengingatkan, semua potensi ancaman harus diantisipasi dengan baik apalagi saat Presiden berada di wilayah yurisdiksi negara lain. Bila memang informasi awal dari intelijen menyatakan bahwa ancaman tersebut benar adanya, maka perlu kiranya untuk menjadwal ulang kunjungan tersebut.
"Jangan terlalu ambil resiko. Apa yang disampaikan oleh Williams bukan cuman sayembara yang bersifat propaganda, namun itu juga mengandung provokasi yang berpeluang menimbulkan teror," urainya.
Pasalnya, lanjut dia, tuduhan adanya kebijakan puluhan tahun yang mengabaikan dan menghancurkan peluang kesehatan serta pendidikan bagi orang Papua, adalah sebuah provokasi yang dapat menyulut reaksi orang lokal di Inggris. Apalagi tuduhan Williams bahwa militer Indonesia TNI telah beroperasi sangat brutal di Papua Barat, ini akan berpotensi membuat reaksi dari para aktifis HAM. Belum lagi soal tuduhan pembantian lebih dari 500 ribu orang Papua selama menduduki wilayah Papua Barat.
"Sangat urgen untuk membuka komunikasi diplomasi yang baik dengan Inggris menyangkut persoalan ini," imbuh dia.