Penyakit Tuberkulosis yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
TBC masih menjadi permasalahan nasional yang penting untuk diperhatikan
bahkan penyakit yang sering menyerang paru paru ini menjadi agenda
masalah kesehatan global. Perhatian ini menjadi penting karena angka
kejadian TB masih tinggi dan diperkirakan setiap penderita TBC BTA
positif yang tidak diobati, akan menularkan 10-15 orang pertahun. Pada
saat ini jumlah penderita TBC ini sangat cepat meningkat sebagai dampak
dari epidemic HIV dan pengobatan penderita yang tidak teratur
mengakibatkan meningkatnya kasus kuman yang kebal terhadap obat (Multi
Drugs Resistancel/MDR).
Hari Tuberkulosis Nasional yang diperingati pada 24 maret 2013 menjadi hari penting bagi Pemerintahan Kota Depok dikarenakan masih banyak masyarakat Kota Depok yang terkena penyakit TB ini. Kota Depok menjadi tuan rumah pada tahun ini, Walikota Depok mendukung secara penuh kegiatan hari TB yang akan dilakukan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Depok pada 4 April 2013, di Kecamatan Tapos, Kelurahan Sukatani, RW 020.
“Bentuk acara bakti sosial, meliputi penyuluhan kesehatan, pengobatan gratis untuk para penderita TB 700 orang , dan pembagian makanan untuk 300 KK yang keluarganya menderita penyakit TB dan 50 untuk kader pendamping sebagai bentuk apresiasi untuk terus berjuang memberantas penyakit TB”, papar Dr. Anna selaku Ketua PPTI Cabang Depok.
Untuk menanggulangi realita tersebut maka sudah selayaknya keberadaan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosos Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok yang merupakan mitra kerja pemerintah dalam mendukung program pemberantasan TBC terus diberdayakan peran sertanya yang selama ini belum begitu dirasakan keberadaannya oleh warga Depok khususnya kalau dilihat masih rendahnya tingkat kesembuhan pasien yang terkena TBC yaitu kurang dari 60% saja. Ini merupakan kegiatan pertama kali dilakukan oleh PPTI Cabang Depok.
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). TBC lebih sering menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya. TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna, stigma di masyarakat yang mengaitkan penyakit TBC dengan dunia mistis perlu di luruskan.
TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, kaya). TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat,
lengkap dan teratur. Sumber penularan adalah dahak penderita TBC. TBC
menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan
percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan
terhirup oleh orang lain.
Catatan : Penderita TBC Paru dengan BTA Positif, dapat menularkan
kepada 10 orang di sekitarnya. (BTA Positif artinya dalam parunya
terdapat bakteri TB)
Gejala utama adalah batuk berdahak terus-menerus selama tiga minggu atau lebih.
Gejala-gejala lainnya antara lain:
• Sesak napas dan nyeri pada dada
• Batuk bercampur darah
• Badan lemah dan rasa kurang enak badan
• Kurang nafsu makan dan berat badan menurun
• Berkeringat pada malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan
Diagnosa dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang
dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.
Dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) :
1. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Sewaktu pertama (S).
2. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
3. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut dahak Sewaktu kedua (S).
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif, 2
bulan) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat
ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan
teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga
kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan
pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum
akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.
Puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), Rumah Sakit, klinik dan dokter praktek swasta. Di Puskesmas, penderita bisa mendapatkan pengobatan TBC secara cuma-cuma (GRATIS).
Atau bisa datang ke Klinik PPTI Pusat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.66A Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan – 12240, Klinik PPTI Jl. Baladewa 34 Jakarta Pusat dan Klinik PPTI Jl. Dermaga Muara Angke 1 Jakarta Utara, Klinik-klinik PPTI di Medan, Jambi, Semarang, Bantul (DIY)
Catatan:
Rumah Sakit, Klinik dan Dokter Praktek Swasta yang sudah bekerjasama dengan program juga menyediakan obat yang sama dan Gratis.
Bapak Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail menghimbau kepada masyarakat Kota Depok agar yang memiliki penyakit TB agar
“Jangan Takut, Penyakit TB Dapat Disembuhkan Mari Kita Berantas Penyakit TB”.