| Oleh : Amrullah Aviv
Ketika dua kelompok ini bertemu secara opini
di dunia maya, terjadi saling bantah dan tulisan dan komentar, dan
tentunya hal ini sangat lumrah dalam dunia demokrasai, ketika semua
orang bebas dalam menyampaikan pendapat, tapi juga harus bebas yang
bertanggunng jawab, jangan asal bunyi dan lebih berorientasi pada
kebencian serta jauh dari fakta.
Dari semua yang pernah saya tulis di kompasiana, pasti saya
termasuk dalam kelompok “PKS Lovers”, tapi sungguh saya terus berusaha
untuk bijak dalam menyikapi proses dealektika ini, saya mencoba untuk
objektif menilai baik kepada PKS Haters dan juga PKS Lovers.
Maka dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan uneg-uneg serta
harapan saya secara pribadi, baik kepada PKS Haters dan juga PKS Lovers,
baik yang aktif di kompasiana ataupun di media social yang lain.
Sebenarnya harapan saya ini pernah saya sampaikan secara umum di awal
tulisan saya yang berjudul “Hulu Ledak PKS”.
Kepada kawan-kawan PKS Haters, saya
ingin sampaikan beberapa hal, yang tentunya hal ini diharapkan bisa
membuat proses berpikir dan budaya politik kita lebih sehat, rasional,
objektif dan elegan. Untuk hal ini ada Tiga (3) hal, Tiga hal
kawan-kawan :
Pertama : Demokrasi bukan berarti kekebasan tanpa tanggung jawab, sehingga sangat disayangkan banyak
para kompasioner dari PKS Haters yang menyampaikan opini dengan tanpa
dasar dan fakta, bahkan sekedar menyampaikan kabar burung,
omongan/tulisan asal bunyi, menimbulkan fitnah dan kebencian, bahkan
cerita cerpen yang sangat dipaksakan untuk nyambung ke inti isu yang
dibangun. Dan ini semua menumbuhkan budaya politik yang tidak elegan.
Kedua : Kalaulah kawan-kawan “pks
haters” sangat membenci PKS, maka bencilah dengan adil, dalam artian
tidak menutup kebaikan yang masih ada di dalamnya. Sebagaimana saya
secara pribadi melakukannya kepada kawan-kawan. Maka untuk itu, bijak
dan objektiflah dalam menilai, lihatlah dan kenalilah PKS/Kader2nya
dengan mata yang netral, bukan atas nama kebencian dan apalagi dendam
dan kemarahan, sehingga kita bisa lebih rasional dan dewasa dalam
mengambil sikap.
Ketiga : Kalaulah kawan-kawan pernah
berharap pada PKS Lovers untuk berhenti beropini di dunia maya, maka
tentu itu akan sangat sulit, karena PKS punya banyak kader yang loyal,
terdidik, dan tentu suka menulis. Jadi mari kita terus menulis dan
peropini dengan cara yang elegan. Apalagi sekarang sudah ada UU
RI No 11 Thn 2008 tentang INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, dalam
pasal 28 ayat (2) mengatakan tentang tindakan pidana “Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA). —– Tentunya UU ini juga masih banyak kelemahan, dan memerlukan
perbaikan sehingga tidak salah dan memakan korban yang tidak seharusnya.
—- Untung kawan-kawan PKS Haters, menghina dan memfitnah PKS, jadi
aman-aman aja, coba kalau ke institusi atau pribadi yang lain, bisa
masalah.
Kepada kawan-kawan PKS Lovers, ada
Tiga Uneg-Uneg, yang ingin saya sampaikan, sekali lagi Tiga (3)
kawan-kawan. Semoga dengan tiga hal ini kita bisa lebih efektif dalam
bergerak.
Pertama : Agar kawan-kawan juga
lebih elegan dalam memberikan komentar, kalau mereka kasar, janganlah
kita balas dengan kasar, dan ini tentu lebih bijak. Mungkin kita
dituntut untuk lebih bisa memahami sikap mereka (baca : pks haters),
mungkin masih banyak info dan berita yang mereka butuhkan untuk bisa
memahami semuanya dengan utuh, dibalik itu semua mereka juga butuh waktu
dan mungkin akan sangat lama, untuk menghilangkan dan mengikis
kebencian dan dendam mereka. Walaupun mereka memfitnah, menghina, dan
mencerca, tapi mereka tak lebih hina dari Fir’aun, dan kita tak lebih
mulai daripada Musa. Karena Musa diperintahkan untuk berkata elegan dan
lembut kepada Fir’aun, maka tentu kita lebih dituntut untuk itu. Jadi
cintailah mereka, doakanlah mereka, dan santun dan bijaklah pada mereka
(walaupun tetap harus ada izzah dan ketegasan).
Kedua : Teruslah menulis opini atau
reportase tentang PKS. Saya secara pribadi menulis tentang PKS dengan
alasan untuk memberikan penyeimbang. Karena PKS di-bully di segala
media, sebelum kasus LHI pun sudah begitu, apalagi setelah kasusnya.
Bahkan para kader PKS yang diduga melakukan kesalahan, maka mereka
divonis bersalah sebelum disidang. Sehingga tidak ada alasan untuk kita
DIAM dan tidak terus menulis dan beropini di dunia maya ini. Adapun
untuk kasus Ust LHI maka sesuai dengan arahan presiden PKS, kita
serahkan semuanya pada tim pembela dan penasihat hukum.
Ketiga : Apa ya yang Nomor Tiga (3) ? Tolong jawab Kawan2.