Selasa, 02 April 2013

Kepada Kawanku, PKS Haters dan PKS Lovers


| Oleh : Amrullah Aviv
 
Ketika dua kelompok  ini bertemu secara opini di dunia maya, terjadi saling bantah dan tulisan dan komentar, dan tentunya hal ini sangat lumrah dalam dunia demokrasai, ketika semua orang bebas dalam menyampaikan pendapat, tapi juga harus bebas yang bertanggunng jawab, jangan asal bunyi dan lebih berorientasi pada kebencian serta jauh dari fakta.

Dari semua yang pernah saya tulis di kompasiana, pasti saya termasuk dalam kelompok “PKS Lovers”, tapi sungguh saya terus berusaha untuk bijak dalam menyikapi proses dealektika ini, saya mencoba untuk objektif menilai baik kepada PKS Haters dan juga PKS Lovers. 

Maka dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan uneg-uneg serta harapan saya secara pribadi, baik kepada PKS Haters dan juga PKS Lovers, baik yang aktif di kompasiana ataupun di media social yang lain. Sebenarnya harapan saya ini pernah saya sampaikan secara umum di awal tulisan saya yang berjudul “Hulu Ledak PKS”. 

Kepada kawan-kawan PKS Haters, saya ingin sampaikan beberapa hal, yang tentunya hal ini diharapkan bisa membuat proses berpikir dan budaya politik kita lebih sehat, rasional, objektif dan elegan. Untuk hal ini ada Tiga (3) hal, Tiga hal kawan-kawan :

Pertama : Demokrasi bukan berarti kekebasan tanpa tanggung jawab, sehingga sangat disayangkan banyak para kompasioner dari PKS  Haters yang menyampaikan opini dengan tanpa dasar dan fakta, bahkan sekedar menyampaikan kabar burung, omongan/tulisan asal bunyi, menimbulkan fitnah dan kebencian, bahkan cerita cerpen yang sangat dipaksakan untuk nyambung ke inti isu yang dibangun. Dan ini semua menumbuhkan budaya politik yang tidak elegan.

Kedua : Kalaulah kawan-kawan “pks haters” sangat membenci PKS, maka bencilah dengan adil, dalam artian tidak menutup kebaikan yang masih ada di dalamnya. Sebagaimana saya secara pribadi melakukannya kepada kawan-kawan.   Maka untuk itu,  bijak dan objektiflah dalam menilai, lihatlah dan kenalilah   PKS/Kader2nya dengan mata yang netral, bukan atas nama kebencian dan apalagi dendam dan kemarahan, sehingga kita bisa lebih rasional dan dewasa dalam mengambil sikap.

Ketiga : Kalaulah kawan-kawan pernah berharap pada PKS Lovers untuk berhenti beropini di dunia maya, maka tentu itu akan sangat sulit, karena PKS punya banyak kader yang loyal, terdidik, dan tentu suka menulis. Jadi mari kita terus menulis dan peropini dengan cara yang elegan.  Apalagi sekarang sudah ada UU RI No 11 Thn 2008 tentang INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, dalam  pasal 28  ayat (2) mengatakan tentang tindakan pidana  “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). —– Tentunya UU ini juga masih banyak kelemahan, dan memerlukan perbaikan sehingga tidak salah dan memakan korban yang tidak seharusnya. —- Untung kawan-kawan PKS Haters,  menghina dan memfitnah PKS, jadi aman-aman aja, coba kalau ke institusi atau pribadi yang lain, bisa masalah.

Kepada kawan-kawan PKS Lovers,  ada Tiga Uneg-Uneg, yang ingin saya sampaikan, sekali lagi Tiga (3) kawan-kawan.  Semoga dengan tiga hal ini kita bisa lebih efektif dalam bergerak.

Pertama : Agar kawan-kawan juga lebih elegan dalam memberikan komentar, kalau mereka kasar, janganlah kita balas dengan kasar, dan ini tentu lebih bijak. Mungkin kita dituntut untuk lebih bisa memahami sikap mereka (baca : pks haters), mungkin masih banyak  info  dan berita yang mereka butuhkan untuk bisa memahami semuanya dengan utuh, dibalik itu semua mereka juga butuh waktu dan mungkin akan sangat lama, untuk menghilangkan dan mengikis kebencian dan dendam mereka. Walaupun mereka memfitnah, menghina, dan mencerca, tapi mereka tak lebih hina dari Fir’aun, dan kita tak lebih mulai daripada Musa. Karena Musa diperintahkan untuk berkata elegan dan lembut kepada Fir’aun, maka tentu kita lebih dituntut untuk itu. Jadi cintailah mereka, doakanlah mereka, dan santun dan bijaklah pada mereka (walaupun tetap harus  ada izzah dan ketegasan).

Kedua : Teruslah menulis opini atau reportase tentang PKS. Saya secara pribadi menulis tentang PKS dengan alasan untuk memberikan penyeimbang. Karena PKS di-bully di segala media, sebelum kasus LHI pun sudah begitu, apalagi setelah kasusnya. Bahkan para kader PKS yang diduga melakukan kesalahan, maka mereka divonis bersalah sebelum disidang. Sehingga tidak ada alasan untuk kita DIAM dan tidak terus menulis dan beropini di dunia maya ini. Adapun untuk kasus Ust LHI maka sesuai dengan arahan presiden PKS, kita serahkan semuanya pada tim pembela dan penasihat hukum. 

Ketiga : Apa ya yang  Nomor Tiga (3) ? Tolong jawab Kawan2.