Belajar Hidup dari seorang Waluyo
Kader PKS Pengusaha madu “difable” yang tangguh
Warga Yogyakarta di sekitar UGM dan jl. Kaliurang mungkin sudah sangat
familier dengan Motor RODA 3 dengan tulisan Madu Asli. Setiap ada yang
ditanya..kenal nggak dengan Penjual Madu Asli yang wira – wiri tiap
hari, sering mengikutkan anaknya di motor. Hampir semua menjawab..
Ya..kenal, pernah lihat. Tapi Siapa sih sebenarnya dia?? Mari kita kenal
lebih dekat dan belajar dari pengalaman beliau.
Lahir di Kebumen dengan kondisi yang kurang sempurna, membuat Waluyo
berbeda dengan teman dan saudaranya yang lain. Meski demikian, rasa
mindernya terhapus setelah mengetahui masih banyak teman – teman
difablenya yang fisiknya lebih kurang. Sedangkan beliau masih bisa
merangkak dengan sendiri, menjalankan sendiri kursi rodanya dan yang
tidak kalah bersyukurnya masih bisa tersenyum dan berkomunikasi dengan
banyak orang.
Kondisi cacat yang dialaminya ternyata tidak membuat Pak Waluyo
berpasrah diri, berbagai kegiatan organisasi pernah diikuti bahkan
pernah keliling jawa dengan menggunakan kursi roda dengan biaya
seadanya.
Keliling Jawa membawa Misi Kemanusiaan |
Perjalanan Keliling Jawa Mampir Di maskapai Mandala Airlines |
Kebiasaan menemui banyak orang, berkomunikasi dengan berbagai kalangan
membuat Pak Waluyo tumbuh menjadi Manusia dengan bermental kuat, ramah
dan santun. Jiwa ini pulalah yang juga menjadikan Pak Waluyo bermental
sebagai seorang pengusaha. Berbagai bisnis coba dirintisnya mulai dari
Usaha percetakan, foto copy dan wartel sempat Berjaya selama beberapa
tahun hingga akhirnya Gulung tikar di tahun 2007 dan meninggalkan hutang
puluhan juta.
Bersama Ibu Rustriningsih Bupati Kebumen. |
Hijrah ke Yogyakarta
Kejatuhan bisnisnya di Kebumen membuatnya harus hijrah Keyogyakarta
sambil memboyong Istri dan 3 orang anaknya. Awalnya pedih… sangat pedih,
harus ngontrak 1 kamar di lantai 2 rumah bertingkat di jl.Kaliurang km.
12 yang konon dianggap sangat angker. Harus naik turun tangga dengan
merangkak dan harus menyicil uang kontrakan selama 1 tahun dengan
penghasilan yang tidak menentu.
Tapi inilah hidup, episodenya harus dijalani. Di Yogyalah kembali ada
sebuah harapan untuk memulai usaha yang baru, mulai dari nol bahkan
minus karena harus menanggung hutang puluhan juta dari usaha terdahulu
di Kebumen.
Awal – awal di Yogyakarta ketika jualan parfum dan madu |
Bangkit kembali…, itulah mungkin motto seorang Waluyo. Dengan tetap
tersenyum dimulailah kembali usahanya dengan bermodalkan kursi roda dan
menjualkan Parfum dan Madu reseller secara door to door. ± 5 – 7 km
perjalanan ditempuh tiap hari dengan mengayuh kursi roda, berangkat
mulai jam 06.00 pagi hingga jam 4 sore. Selalu mampir di masjid ketika
waktu sholat sambil menawarkan parfum dan madu ke para jamaah di
parkiran setelah selesai shalat. Usaha ini terus dilakukan selama 1,5
tahun lamanya.
Fokus Jual Madu
1,5 tahun berjualan madu dan parfum door to door ternyata membuat
pelanggan Waluyo semakin banyak, terutama madu. Setiap hari selalu ada
yang pesan lagi untuk beli kembali. Khasiat madunya ternyata membuat
pelanggannya jatuh cinta.
Merasa sudah memiliki pelanggan pak waluyo memutar otak dengan membuat
merek dan brand madu sendiri. Bermodalkan pinjaman 1 juta dari sebuah
lembaga zakat, pak waluyo memulai pemasaran madu dengan merek dan brand
sendiri. Penjualan dengan Kursi Roda juga diganti dengan Motor Roda 3.
Madu Hutan Raya Waluyo |
Ada kisah menarik ketika ingin membeli motor, secara iseng ada pelanggan
yang menawari motor butut yang bisa diangsur. Alhamdulillah, modal
nekat motor bututnya di modifikasi menjadi motor roda 3. Yang namanya
motor butut selalu punya penyakit, terkadang staternya mati, rantainya
rusak, bannya gembos. Kalau penyakit motornya datang ditengah jalan,
hanya bisa berpasrah dan berdoa kepada Allah. Pernah suatu saat dilampu
merah, staternya mati seluruh mobil yang antri di belakang klakson
setengah mati. Untungnya ada saja tukang parkir yang menolong untuk
mendorongkan motornya. Seumur – umurpun sebenarnya baru sekarang ini pak
waluyo bisa mengendarai motor, ya.. sekali lagi modal nekat.
Suka Duka Jualan Madu
Berusaha mulai dari minus hingga bisa berkembang hingga sekarang ini
tidak terlepas dari suka duka yang dijalani. Alhamdulillah.., keadaan
sekarang menjadi lebih baik. Kalau dahulunya harus memakai kursi roda
berjualan kini bisa memakai motor roda 3 yang mampu menampung banyak
botol.
Dahulunya Nggak bisa antar anak istri jalan - jalan. “Tapi
Alhamdulillah, sekarang sudah bisa liburan dan berangkat pengajian
bersama anak dan istri, belikan mainan anak, sedekah, bahkan pernah
diundang untuk menjadi pembicara motivasi enterprenunership ”. Ujarnya
Waluyo.
Sekarang ini banyak pelanggan dari luar kota yang meminta kirim madunya,
“ya.. Alhamdulillah sudah bisa memberi manfaat kepada banyak orang”.
Ujarnya kembali.
Pak Waluyo Bersama Madu Hutan Rayanya. |
Halaqoh Pekanan dan Kajian Ahad Pagi
Kejatuhan Bisnisnya ditahun 2007 membuat hikmah tersendiri bagi Waluyo
dan keluarga. Salah satu solusi keluar dari masalah adalah memperbanyak
sujud ditengah malam dan berdoa diberikan kesabaran dan kekuatan.
Mendekat kepada Allah, berkumpul dengan orang – orang yang sholeh,
mengkaji ilmu agama adalah salah sekian agenda rutin pekanan Waluyo dan
keluarga.
Malam sabtu adalah waktu khusus halaqoh bersama teman – teman tarbiyah
PKS dan Ahad Pagi bersama keluarga menghadiri kajian tafsir di masjid
Nurul Ashri yang dipandu oleh Ust. Syatori Abdul Rauf, kegiatan ini
sekaligus wisata rukhiyah bersama istri dan anak – anak.
Bangun jam 03.00, Tahajjud dan Shalat Tepat Waktu
Merintis bisnis madu dari nol, membuat Waluyo banyak belajar dari bisnis
– bisnis sebelumnya. Faktor X selalu ada dalam kegiatan bisnis. Faktor X
itu adalah keberkahan. Keberkahan itu adalah bertambahnya kebaikan.
Berbisnis tanpa disertai dengan beribadah sungguh – sungguh kepada Sang
pemilik rezeki sama saja dengan membangun bangunan tanpa Pondasi.
Kelihatan kuat tapi disenggol sedikit menjadi sangat rapuh. Oleh karena
itu kekuatan rukhiyah, kebersihan hati, kelurusan niat harus selalu
terjaga dalam berbisnis.
Bangun jam 03.00 dan tahajjud sudah menjadi kebiasaan rutin waluyo dalam
memulai hari. Pernah suatu saat ditanya apa resep bisa kuat menghadapi
tantangan hidup.. Pak waluyo menjawab “Shalat Malam dan memandang wajah
istri dan anak - anak”.
Cita – cita terdekat
Berkembangnya usaha madu waluyo tidak terlepas dari mimpi – mimpinya
untuk bisa hidup yang lebih baik. Ketika ditanya apa 3 mimpi terdekat,
beliau menjawab “Yang pertama adalah ingin punya rumah sendiri, yang
kedua ingin punya armada motor yang baru dan yang ketiga ingin Melihat
PKS menang dan tembus 3 besar. Insya Allah… “. Ujarnya sambil tersenyum.
Pak Waluyo Bersama Penulis |