Selasa, 30 April 2013

Waluyo “difable”, Kader PKS Jogja "Beyond Imagination" | [inspiring story]

Belajar Hidup dari seorang Waluyo
Kader PKS Pengusaha madu “difable” yang tangguh



Warga Yogyakarta di sekitar UGM dan jl. Kaliurang mungkin sudah sangat familier dengan Motor RODA 3 dengan tulisan Madu Asli. Setiap ada yang ditanya..kenal nggak dengan Penjual Madu Asli yang wira – wiri tiap hari, sering mengikutkan anaknya di motor. Hampir semua menjawab.. Ya..kenal, pernah lihat. Tapi Siapa sih sebenarnya dia?? Mari kita kenal lebih dekat dan belajar dari pengalaman beliau.

Lahir di Kebumen dengan kondisi yang kurang sempurna, membuat Waluyo berbeda dengan teman dan saudaranya yang lain. Meski demikian, rasa mindernya terhapus setelah mengetahui masih banyak teman – teman difablenya yang fisiknya lebih kurang. Sedangkan beliau masih bisa merangkak dengan sendiri, menjalankan sendiri kursi rodanya dan yang tidak kalah bersyukurnya masih bisa tersenyum dan berkomunikasi dengan banyak orang.

Kondisi cacat yang dialaminya ternyata tidak membuat Pak Waluyo berpasrah diri, berbagai kegiatan organisasi pernah diikuti bahkan pernah keliling jawa dengan menggunakan kursi roda dengan biaya seadanya.
Keliling Jawa membawa Misi Kemanusiaan
Perjalanan Keliling Jawa Mampir Di maskapai Mandala Airlines
Kebiasaan menemui banyak orang, berkomunikasi dengan berbagai kalangan membuat Pak Waluyo tumbuh menjadi Manusia dengan bermental kuat, ramah dan santun. Jiwa ini pulalah yang juga menjadikan Pak Waluyo bermental sebagai seorang pengusaha. Berbagai bisnis coba dirintisnya mulai dari Usaha percetakan, foto copy dan wartel sempat Berjaya selama beberapa tahun hingga akhirnya Gulung tikar di tahun 2007 dan meninggalkan hutang puluhan juta.
Bersama Ibu Rustriningsih Bupati Kebumen.
Hijrah ke Yogyakarta
Kejatuhan bisnisnya di Kebumen membuatnya harus hijrah Keyogyakarta sambil memboyong Istri dan 3 orang anaknya. Awalnya pedih… sangat pedih, harus ngontrak 1 kamar di lantai 2 rumah bertingkat di jl.Kaliurang km. 12 yang konon dianggap sangat angker. Harus naik turun tangga dengan merangkak dan harus menyicil uang kontrakan selama 1 tahun dengan penghasilan yang tidak menentu.
Tapi inilah hidup, episodenya harus dijalani. Di Yogyalah kembali ada sebuah harapan untuk memulai usaha yang baru, mulai dari nol bahkan minus karena harus menanggung hutang puluhan juta dari usaha terdahulu di Kebumen.
Awal – awal di Yogyakarta ketika jualan parfum dan madu
Bangkit kembali…, itulah mungkin motto seorang Waluyo. Dengan tetap tersenyum dimulailah kembali usahanya dengan bermodalkan kursi roda dan menjualkan Parfum dan Madu reseller secara door to door. ± 5 – 7 km perjalanan ditempuh tiap hari dengan mengayuh kursi roda, berangkat mulai jam 06.00 pagi hingga jam 4 sore. Selalu mampir di masjid ketika waktu sholat sambil menawarkan parfum dan madu ke para jamaah di parkiran setelah selesai shalat. Usaha ini terus dilakukan selama 1,5 tahun lamanya.
Fokus Jual Madu
1,5 tahun berjualan madu dan parfum door to door ternyata membuat pelanggan Waluyo semakin banyak, terutama madu. Setiap hari selalu ada yang pesan lagi untuk beli kembali. Khasiat madunya ternyata membuat pelanggannya jatuh cinta.
Merasa sudah memiliki pelanggan pak waluyo memutar otak dengan membuat merek dan brand madu sendiri. Bermodalkan pinjaman 1 juta dari sebuah lembaga zakat, pak waluyo memulai pemasaran madu dengan merek dan brand sendiri. Penjualan dengan Kursi Roda juga diganti dengan Motor Roda 3.
Madu Hutan Raya Waluyo
Ada kisah menarik ketika ingin membeli motor, secara iseng ada pelanggan yang menawari motor butut yang bisa diangsur. Alhamdulillah, modal nekat motor bututnya di modifikasi menjadi motor roda 3. Yang namanya motor butut selalu punya penyakit, terkadang staternya mati, rantainya rusak, bannya gembos. Kalau penyakit motornya datang ditengah jalan, hanya bisa berpasrah dan berdoa kepada Allah. Pernah suatu saat dilampu merah, staternya mati seluruh mobil yang antri di belakang klakson setengah mati. Untungnya ada saja tukang parkir yang menolong untuk mendorongkan motornya. Seumur – umurpun sebenarnya baru sekarang ini pak waluyo bisa mengendarai motor, ya.. sekali lagi modal nekat.
Suka Duka Jualan Madu
Berusaha mulai dari minus hingga bisa berkembang hingga sekarang ini tidak terlepas dari suka duka yang dijalani. Alhamdulillah.., keadaan sekarang menjadi lebih baik. Kalau dahulunya harus memakai kursi roda berjualan kini bisa memakai motor roda 3 yang mampu menampung banyak botol.
Dahulunya Nggak bisa antar anak istri jalan - jalan. “Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah bisa liburan dan berangkat pengajian bersama anak dan istri, belikan mainan anak, sedekah, bahkan pernah diundang untuk menjadi pembicara motivasi enterprenunership ”. Ujarnya Waluyo.
Sekarang ini banyak pelanggan dari luar kota yang meminta kirim madunya, “ya.. Alhamdulillah sudah bisa memberi manfaat kepada banyak orang”. Ujarnya kembali.
Pak Waluyo Bersama Madu Hutan Rayanya.
  
Halaqoh Pekanan dan Kajian Ahad Pagi
Kejatuhan Bisnisnya ditahun 2007 membuat hikmah tersendiri bagi Waluyo dan keluarga. Salah satu solusi keluar dari masalah adalah memperbanyak sujud ditengah malam dan berdoa diberikan kesabaran dan kekuatan. Mendekat kepada Allah, berkumpul dengan orang – orang yang sholeh, mengkaji ilmu agama adalah salah sekian agenda rutin pekanan Waluyo dan keluarga.
Malam sabtu adalah waktu khusus halaqoh bersama teman – teman tarbiyah PKS dan Ahad Pagi bersama keluarga menghadiri kajian tafsir di masjid Nurul Ashri yang dipandu oleh Ust. Syatori Abdul Rauf, kegiatan ini sekaligus wisata rukhiyah bersama istri dan anak – anak.
Bangun jam 03.00, Tahajjud dan Shalat Tepat Waktu
Merintis bisnis madu dari nol, membuat Waluyo banyak belajar dari bisnis – bisnis sebelumnya. Faktor X selalu ada dalam kegiatan bisnis. Faktor X itu adalah keberkahan. Keberkahan itu adalah bertambahnya kebaikan. Berbisnis tanpa disertai dengan beribadah sungguh – sungguh kepada Sang pemilik rezeki sama saja dengan membangun bangunan tanpa Pondasi. Kelihatan kuat tapi disenggol sedikit menjadi sangat rapuh. Oleh karena itu kekuatan rukhiyah, kebersihan hati, kelurusan niat harus selalu terjaga dalam berbisnis.
Bangun jam 03.00 dan tahajjud sudah menjadi kebiasaan rutin waluyo dalam memulai hari. Pernah suatu saat ditanya apa resep bisa kuat menghadapi tantangan hidup.. Pak waluyo menjawab “Shalat Malam dan memandang wajah istri dan anak - anak”.
Cita – cita terdekat
Berkembangnya usaha madu waluyo tidak terlepas dari mimpi – mimpinya untuk bisa hidup yang lebih baik. Ketika ditanya apa 3 mimpi terdekat, beliau menjawab “Yang pertama adalah ingin punya rumah sendiri, yang kedua ingin punya armada motor yang baru dan yang ketiga ingin Melihat PKS menang dan tembus 3 besar. Insya Allah… “. Ujarnya sambil tersenyum.
Pak Waluyo Bersama Penulis
 *pkspiyungan