Jumat, 28 Juni 2013

Komitmen dan Cara Gubernur Jawa Barat Berantas Narkoba

 
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan untuk melawan peredaran dan penggunan narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) harus dimulai dengan membangun ketahanan keluarga. Di tengah semakin meningkatnya penyalahgunaan narkoba di tanah air ini, ada baiknya kita cegah dengan memperkuat tingkat keharmonisan dalam rumah tangga. “Dengan keluarga yang harmonis dan sehat, maka narkoba sangat sulit menembus para generasi muda kita,” tandasnya dalam sambutan Acara Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman Parkir Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro 22 Kota Bandung, Rabu (26/6) pagi.
 
Lebih lanjut Heryawan menegaskan kembali komitmennya memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di generasi muda dan usia produktif. “Saya mencurigai ada sekelompok orang, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri yang secara sengaja mengorganisir peredaran narkoba yang tujuannya lebih dahsyat, yakni menghancurkan generasi muda kita,” ujarnya. Apalagi saat ini menurut data Uniterd nations Office on Drugs and Crime (UNODC) per tahun 2012 mengisyaratkan ada 300 juta orang usia produktif antara 15-64 tahun di dunia yang mengkonsumsi aktif narkoba.
 
Apalagi narkoba tidak hanya menghancurkan masa depan generasi muda, juga menjadi jalan utama penularan penyakit mematikan HIV/AIDS. Dengan menggunakan narkoba berarti menurunkan tingkat kesehatan seseorang serta memicu tindak pelanggaran hukum. Sementara di bidang ekonomi, berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011, penyalahgunaan narkoba menimbulkan kerugian materi mencapai Rp 48,2 triliun. Untuk itu, Heryawan mengajak semua pihak untuk menhancurkan narkoba. “Kita semua harus mengambil peran, dengan melawan dan hancurkan narkoba,” tandasnya.
 
Sementara dalam laporannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Anang Pratanto menjelaskan penyalahgunaan narkoba bisa menimpa siapa saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, pekerjaan maupun tingkat ekonomi. Berdasarkan penelitian BNN, menunjukan tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2008 sebesar 1,99 persen atau sekitar 3,3 juta jiwa. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,2 persen dan diperkirakan menjadi 2,6 persen pada tahun 2013. “Untuk itu BNN telah melakukan sejumlah upaya baik dari sisi pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan dan tes urine ke sejumlah pihak,” ungkapnya.
 
 
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan untuk melawan peredaran dan penggunan narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) harus dimulai dengan membangun ketahanan keluarga. Di tengah semakin meningkatnya penyalahgunaan narkoba di tanah air ini, ada baiknya kita cegah dengan memperkuat tingkat keharmonisan dalam rumah tangga. “Dengan keluarga yang harmonis dan sehat, maka narkoba sangat sulit menembus para generasi muda kita,” tandasnya dalam sambutan Acara Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman Parkir Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro 22 Kota Bandung, Rabu (26/6) pagi.
 
Lebih lanjut Heryawan menegaskan kembali komitmennya memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di generasi muda dan usia produktif. “Saya mencurigai ada sekelompok orang, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri yang secara sengaja mengorganisir peredaran narkoba yang tujuannya lebih dahsyat, yakni menghancurkan generasi muda kita,” ujarnya. Apalagi saat ini menurut data Uniterd nations Office on Drugs and Crime (UNODC) per tahun 2012 mengisyaratkan ada 300 juta orang usia produktif antara 15-64 tahun di dunia yang mengkonsumsi aktif narkoba.
 
Apalagi narkoba tidak hanya menghancurkan masa depan generasi muda, juga menjadi jalan utama penularan penyakit mematikan HIV/AIDS. Dengan menggunakan narkoba berarti menurunkan tingkat kesehatan seseorang serta memicu tindak pelanggaran hukum. Sementara di bidang ekonomi, berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011, penyalahgunaan narkoba menimbulkan kerugian materi mencapai Rp 48,2 triliun. Untuk itu, Heryawan mengajak semua pihak untuk menhancurkan narkoba. “Kita semua harus mengambil peran, dengan melawan dan hancurkan narkoba,” tandasnya.
 
Sementara dalam laporannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Anang Pratanto menjelaskan penyalahgunaan narkoba bisa menimpa siapa saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, pekerjaan maupun tingkat ekonomi. Berdasarkan penelitian BNN, menunjukan tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2008 sebesar 1,99 persen atau sekitar 3,3 juta jiwa. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,2 persen dan diperkirakan menjadi 2,6 persen pada tahun 2013. “Untuk itu BNN telah melakukan sejumlah upaya baik dari sisi pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan dan tes urine ke sejumlah pihak,” ungkapnya.