BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan untuk melawan
peredaran dan penggunan narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba)
harus dimulai dengan membangun ketahanan keluarga. Di tengah semakin
meningkatnya penyalahgunaan narkoba di tanah air ini, ada baiknya kita
cegah dengan memperkuat tingkat keharmonisan dalam rumah tangga. “Dengan
keluarga yang harmonis dan sehat, maka narkoba sangat sulit menembus
para generasi muda kita,” tandasnya dalam sambutan Acara Hari Anti
Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman
Parkir Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro 22 Kota Bandung, Rabu (26/6)
pagi.
Lebih lanjut Heryawan menegaskan kembali komitmennya memberantas
peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di generasi muda dan
usia produktif. “Saya mencurigai ada sekelompok orang, baik itu di dalam
negeri maupun luar negeri yang secara sengaja mengorganisir peredaran
narkoba yang tujuannya lebih dahsyat, yakni menghancurkan generasi muda
kita,” ujarnya. Apalagi saat ini menurut data Uniterd nations Office on
Drugs and Crime (UNODC) per tahun 2012 mengisyaratkan ada 300 juta orang
usia produktif antara 15-64 tahun di dunia yang mengkonsumsi aktif
narkoba.
Apalagi narkoba tidak hanya menghancurkan masa depan generasi muda,
juga menjadi jalan utama penularan penyakit mematikan HIV/AIDS. Dengan
menggunakan narkoba berarti menurunkan tingkat kesehatan seseorang serta
memicu tindak pelanggaran hukum. Sementara di bidang ekonomi,
berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011,
penyalahgunaan narkoba menimbulkan kerugian materi mencapai Rp 48,2
triliun. Untuk itu, Heryawan mengajak semua pihak untuk menhancurkan
narkoba. “Kita semua harus mengambil peran, dengan melawan dan hancurkan
narkoba,” tandasnya.
Sementara dalam laporannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Anang
Pratanto menjelaskan penyalahgunaan narkoba bisa menimpa siapa saja
tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, pekerjaan maupun tingkat
ekonomi. Berdasarkan penelitian BNN, menunjukan tingkat prevalensi
penyalahgunaan narkoba tahun 2008 sebesar 1,99 persen atau sekitar 3,3
juta jiwa. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,2 persen dan diperkirakan
menjadi 2,6 persen pada tahun 2013. “Untuk itu BNN telah melakukan
sejumlah upaya baik dari sisi pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan dan tes urine ke sejumlah pihak,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan untuk melawan peredaran
dan penggunan narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) harus
dimulai dengan membangun ketahanan keluarga. Di tengah semakin
meningkatnya penyalahgunaan narkoba di tanah air ini, ada baiknya kita
cegah dengan memperkuat tingkat keharmonisan dalam rumah tangga. “Dengan
keluarga yang harmonis dan sehat, maka narkoba sangat sulit menembus
para generasi muda kita,” tandasnya dalam sambutan Acara Hari Anti
Narkotika Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman
Parkir Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro 22 Kota Bandung, Rabu (26/6)
pagi.
Lebih lanjut Heryawan menegaskan kembali komitmennya memberantas
peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di generasi muda dan
usia produktif. “Saya mencurigai ada sekelompok orang, baik itu di dalam
negeri maupun luar negeri yang secara sengaja mengorganisir peredaran
narkoba yang tujuannya lebih dahsyat, yakni menghancurkan generasi muda
kita,” ujarnya. Apalagi saat ini menurut data Uniterd nations Office on
Drugs and Crime (UNODC) per tahun 2012 mengisyaratkan ada 300 juta orang
usia produktif antara 15-64 tahun di dunia yang mengkonsumsi aktif
narkoba.
Apalagi narkoba tidak hanya menghancurkan masa depan generasi muda,
juga menjadi jalan utama penularan penyakit mematikan HIV/AIDS. Dengan
menggunakan narkoba berarti menurunkan tingkat kesehatan seseorang serta
memicu tindak pelanggaran hukum. Sementara di bidang ekonomi,
berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2011,
penyalahgunaan narkoba menimbulkan kerugian materi mencapai Rp 48,2
triliun. Untuk itu, Heryawan mengajak semua pihak untuk menhancurkan
narkoba. “Kita semua harus mengambil peran, dengan melawan dan hancurkan
narkoba,” tandasnya.
Sementara dalam laporannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Anang
Pratanto menjelaskan penyalahgunaan narkoba bisa menimpa siapa saja
tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, pekerjaan maupun tingkat
ekonomi. Berdasarkan penelitian BNN, menunjukan tingkat prevalensi
penyalahgunaan narkoba tahun 2008 sebesar 1,99 persen atau sekitar 3,3
juta jiwa. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,2 persen dan diperkirakan
menjadi 2,6 persen pada tahun 2013. “Untuk itu BNN telah melakukan
sejumlah upaya baik dari sisi pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan dan tes urine ke sejumlah pihak,” ungkapnya.