Selasa, 01 Oktober 2013

SMKN 1 Tapos Dapat Penyuluhan Narkoba Dari BNN


Tapos, Depok - Bahaya penyalahgunaan narkoba ternyata tidak hanya datang dari kalangan atau kondisi tertentu saja. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok nyatanya narkoba tidak hanya disalahgunakan oleh segelintir kalangan.
 
Oleh karenanya Kepala BNN Kota Depok AKBP Rudy Hartono  menegaskan bahwa serangan narkoba datang dari segala penjuru, baik itu kaum muda, orang tua, yang kaya maupun yang miskin. Pernyataan itu dilontarkan Rudy dalam penyuluhan bahaya narkoba di SMKN 1 Tapos Jalan Raya Tapos-Cibinong Kelurahan Cimpaeun, Tapos Senin (30/9/13).

“Selama ini kita berasumsi penyalahgunaan narkoba khususnya anak muda hanya terjadi pada mereka yang mengalami broken home. Namun nyatanya narkoba menyerang dari segala penjuru,” kata dia.

Adanya fenomena tersebut menuntun BNN untuk menggelar sosialisasi dan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba ke sekolah-sekolah. Hal itu diperlukan mengingat pemuda merupakan sasaran empuk bagi pengedar narkoba. Oleh karenanya, Rudy mengimbau kepada 500 an siswa kelas X SMKN 1 Tapos yang hadir untuk mewaspadai narkoba.

“Pengetahuan terhadap bahaya narkoba memang diperlukan. Mereka harus tahu bahanya supaya tidak disalahgunakan. Tapi jangan sekali-kali mendekati apalagi mencobanya apapun alasannya,” tegasnya.

Dalam acara tersebut, BNN juga membawa tim penyuluh yakni Bambang Eko dan Hasan untuk menyampaikan pemaparan serta hasil-hasil temuan BNN yang perlu diketahui siswa. Diharapkan dari sesi pemaparan ini siswa paham dan menjauh dari narkoba.

“Kita juga tampilkan beberapa foto organ tubuh manusia yang mengkonsumsi narkoba. Gambar itu sangat mengerikan sehingga siswa pun diharapkan akan takut untuk mengkonsumsi narkoba,”  tutur Bambang Eko.

Sementara itu Kepala SMKN 1 Tapos, Ocim Wijaya berterima kasih kepada BNN yang mau menyambangi sekolah yang dipimpinnya. Dia berharap penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi siswa. Yang paling sederhana, kata Ocim sebelumnya siswa tidak mengetahui bahwa rokok termasuk kategori narkoba, namun setelah penyuluhan ini siswa menjadi tahu.

Di samping itu Ocim juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengadakan tes urin yang bertujuan untuk mendata sejak dini siswa yang sudah mulai menyalahgunakan narkoba.

“Tes urin memang program tahunan kita. Minimal setahun sekali kami laksanakan. Mereka yang terjaring akan kami bina tanpa dikeluarkan. Namun jika diperlukan rehabilitasi, kami akan kembali bekerja sama dengan BNN,” jelasnya.