Tapos, Depok - Bahaya penyalahgunaan narkoba ternyata tidak hanya datang dari
kalangan atau kondisi tertentu saja. Berdasarkan data yang disampaikan
oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok nyatanya narkoba tidak
hanya disalahgunakan oleh segelintir kalangan.
Oleh karenanya Kepala BNN Kota Depok AKBP Rudy Hartono menegaskan
bahwa serangan narkoba datang dari segala penjuru, baik itu kaum muda,
orang tua, yang kaya maupun yang miskin. Pernyataan itu dilontarkan Rudy
dalam penyuluhan bahaya narkoba di SMKN 1 Tapos Jalan Raya
Tapos-Cibinong Kelurahan Cimpaeun, Tapos Senin (30/9/13).
“Selama ini kita berasumsi penyalahgunaan narkoba khususnya anak muda
hanya terjadi pada mereka yang mengalami broken home. Namun nyatanya
narkoba menyerang dari segala penjuru,” kata dia.
Adanya fenomena tersebut menuntun BNN untuk menggelar sosialisasi dan
penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba ke sekolah-sekolah. Hal itu
diperlukan mengingat pemuda merupakan sasaran empuk bagi pengedar
narkoba. Oleh karenanya, Rudy mengimbau kepada 500 an siswa kelas X SMKN
1 Tapos yang hadir untuk mewaspadai narkoba.
“Pengetahuan terhadap bahaya narkoba memang diperlukan. Mereka harus
tahu bahanya supaya tidak disalahgunakan. Tapi jangan sekali-kali
mendekati apalagi mencobanya apapun alasannya,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, BNN juga membawa tim penyuluh yakni Bambang Eko
dan Hasan untuk menyampaikan pemaparan serta hasil-hasil temuan BNN
yang perlu diketahui siswa. Diharapkan dari sesi pemaparan ini siswa
paham dan menjauh dari narkoba.
“Kita juga tampilkan beberapa foto organ tubuh manusia yang
mengkonsumsi narkoba. Gambar itu sangat mengerikan sehingga siswa pun
diharapkan akan takut untuk mengkonsumsi narkoba,” tutur Bambang Eko.
Sementara itu Kepala SMKN 1 Tapos, Ocim Wijaya berterima kasih kepada
BNN yang mau menyambangi sekolah yang dipimpinnya. Dia berharap
penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi siswa. Yang paling sederhana, kata
Ocim sebelumnya siswa tidak mengetahui bahwa rokok termasuk kategori
narkoba, namun setelah penyuluhan ini siswa menjadi tahu.
Di samping itu Ocim juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat
pihaknya juga akan mengadakan tes urin yang bertujuan untuk mendata
sejak dini siswa yang sudah mulai menyalahgunakan narkoba.
“Tes urin memang program tahunan kita. Minimal setahun sekali kami
laksanakan. Mereka yang terjaring akan kami bina tanpa dikeluarkan.
Namun jika diperlukan rehabilitasi, kami akan kembali bekerja sama
dengan BNN,” jelasnya.