Rabu, 29 Januari 2014

Kunjungi B.J. Habibie, Nur Mahmudi Bahas Kemandirian Teknologi

 
Jakarta - Menggunakan kopiah berwarna hitam yang menjadi ciri khasnya, Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie, menerima kunjungan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il di kediaman pribadinya yang berlokasi di Komplek Patra Jasa, Kuningan Jakarta. Dengan senyum ramah dan suara penuh semangat, Habibie menyapa rombongan Pemkot Depok yang terdiri dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Yulistiani Mochtar, Kepala Dinas Pendidikan Herry Pansila, Kepala BKD Harry Prihanto, Kepala Bagian Humas Nessy Annisa, dan Kepala Bagian Umum, Manto.
 
Dalam kunjungan yang berlangsung hangat selama sekitar 1,5 jam tersebut, Habibie membahas mengenai berbagai isu kenegaraan seperti kepemimpinan nasional, kebangsaan, dan kemajuan teknologi. Bagi Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di era Orde Baru ini, topik mengenai teknologi –khususnya industri pesawat terbang— sepertinya selalu menjadi topik yang bisa membuatnya sangat bersemangat. Sebagai teknokrat muslim yang dikenal cerdas dan shaleh, Habibie memang sangat berharap Bangsa Indonesia bisa muncul sebagai bangsa besar yang mandiri dalam segala bidang, termasuk bidang teknologi.

Orang Indonesia ini banyak yang pintar. Potensi Indonesia ini begitu besar. Karena itu, ke depannya kita akan membutuhkan banyak sekali teknokrat yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Dan mereka harus bersatu, saling bahu membahu, sehingga akan muncul generasi-generasi baru yang lebih hebat dari Habibie,” tutur Habibie.

Selama beberapa generasi, BJ Habibie memang dikenal sebagai sosok intelektual muslim yang jenius. Karya nyatanya berupa pesawat terbang N250, Gatotkaca, dan Krincingwesi pernah mengguncang dunia. Namanya terekam jelas dalam ingatan setiap generasi sebagai orang Indonesia pertama yang bisa membuat pesawat terbang. Meskipun Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang pernah dibangun dan dibesarkan olehnya harus ditutup pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid, namun impian untuk membuat pesawat terbang komersial milik Indonesia tak pernah terhapus dari benaknya.

Pesawat terbang itu perlu mendapatkan perhatian secara nasional. Harus didukung oleh semua partai dan sepanjang masa. Adanya kebutuhan yang real pada sebuah negara kepulauan yang besar dan terpencar-pencar seperti Indonesia ini adalah transportasi massa. Negara yang continental seperti di Amerika saja, kebutuhan akan pesawat terbang itu sangat tinggi. Apalagi di negara kepulauan seperti Indonesia,” lanjut Habibie kemudian.

Habibie memiliki visi supaya bangsa Indonesia berdaulat dan mandiri dalam bidang teknologi pesawat terbang. Dengan begitu, pulau-pulau terpencil bisa terhubung dan sejahtera. Habibie meyakini bahwa bila Industri Strategis ini dikembangkan sedemikian rupa, maka Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau ini akan berkembang sangat pesat. Di samping itu, Habibie juga melihat bahwa industri pesawat terbang ini bisa mengangkat perekonomian masyarakat mengingat potensi dan peluang pasarnya yang sangat besar. Habibie menyebutkan bahwa untuk ukuran normal, sebuah negara biasanya akan memerlukan penumpang sebanyak 3 kali jumlah penduduk. Jadi, kalau Indonesia memiliki 250 juta penduduk, maka perlu ada sekitar 750 juta kursi/tahun.

foto habibie 
Sementara data menyebutkan bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki masa kemajuan dalam bidang penerbangan meskipun jumlah kursi yang baru terpakai masih sekitar 71-77 juta kursi/tahun. Artinya, masih banyak peluang ekonomi yang bisa dimaksimalkan oleh Indonesia, karena yang menggunakan pesawat terbang ini baru sepertiga dari jumlah penduduk kita. Jadi, pemerintah tidak perlu susah-susah mencari penumpang, karena peluang pasarnya sudah tersedia di dalam negeri.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Depok menyampaikan persetujuannya dengan pandangan itu. Karena saat ini, Pemerintah Kota Depok juga sedang gencar melakukan kampanye kemandirian pangan untuk ketahanan nasional melalui gerakan one day no rice (ODNR) yang juga sangat didukung oleh Presiden Indonesia ke-3  ini.

Pak Habibie sangat apresiatif sekali terhadap pola makan sehat berbasis produk lokal seperti yang digalakkan di Kota Depok, karena produk lokal bisa mengangkat perekonomian dan kemandirian. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka akan berkembang juga teknologi di bidang lainnya seperti teknologi pertanian, peternakan, dan sebagainya,” tutup Nur Mahmudi. 

*depok.go.id