Jakarta - Menggunakan kopiah berwarna hitam yang
menjadi ciri khasnya, Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharudin Jusuf
(BJ) Habibie, menerima kunjungan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il di
kediaman pribadinya yang berlokasi di Komplek Patra Jasa, Kuningan
Jakarta. Dengan senyum ramah dan suara penuh semangat, Habibie menyapa
rombongan Pemkot Depok yang terdiri dari Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Yulistiani Mochtar, Kepala Dinas Pendidikan Herry Pansila,
Kepala BKD Harry Prihanto, Kepala Bagian Humas Nessy Annisa, dan Kepala
Bagian Umum, Manto.
Dalam kunjungan yang berlangsung hangat
selama sekitar 1,5 jam tersebut, Habibie membahas mengenai berbagai isu
kenegaraan seperti kepemimpinan nasional, kebangsaan, dan kemajuan
teknologi. Bagi Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di era
Orde Baru ini, topik mengenai teknologi –khususnya industri pesawat
terbang— sepertinya selalu menjadi topik yang bisa membuatnya sangat
bersemangat. Sebagai teknokrat muslim yang dikenal cerdas dan shaleh,
Habibie memang sangat berharap Bangsa Indonesia bisa muncul sebagai
bangsa besar yang mandiri dalam segala bidang, termasuk bidang
teknologi.
“Orang Indonesia ini banyak yang pintar.
Potensi Indonesia ini begitu besar. Karena itu, ke depannya kita akan
membutuhkan banyak sekali teknokrat yang memiliki keahlian di bidangnya
masing-masing. Dan mereka harus bersatu, saling bahu membahu, sehingga
akan muncul generasi-generasi baru yang lebih hebat dari Habibie,” tutur
Habibie.
Selama beberapa generasi, BJ Habibie
memang dikenal sebagai sosok intelektual muslim yang jenius. Karya
nyatanya berupa pesawat terbang N250, Gatotkaca, dan Krincingwesi pernah
mengguncang dunia. Namanya terekam jelas dalam ingatan setiap generasi
sebagai orang Indonesia pertama yang bisa membuat pesawat terbang.
Meskipun Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang pernah dibangun
dan dibesarkan olehnya harus ditutup pada masa pemerintahan Presiden
Abdurrachman Wahid, namun impian untuk membuat pesawat terbang komersial
milik Indonesia tak pernah terhapus dari benaknya.
“Pesawat terbang itu perlu mendapatkan
perhatian secara nasional. Harus didukung oleh semua partai dan
sepanjang masa. Adanya kebutuhan yang real pada sebuah negara kepulauan
yang besar dan terpencar-pencar seperti Indonesia ini adalah
transportasi massa. Negara yang continental seperti di Amerika saja,
kebutuhan akan pesawat terbang itu sangat tinggi. Apalagi di negara
kepulauan seperti Indonesia,” lanjut Habibie kemudian.
Habibie memiliki visi supaya bangsa
Indonesia berdaulat dan mandiri dalam bidang teknologi pesawat terbang.
Dengan begitu, pulau-pulau terpencil bisa terhubung dan sejahtera.
Habibie meyakini bahwa bila Industri Strategis ini dikembangkan
sedemikian rupa, maka Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau ini akan
berkembang sangat pesat. Di samping itu, Habibie juga melihat bahwa
industri pesawat terbang ini bisa mengangkat perekonomian masyarakat
mengingat potensi dan peluang pasarnya yang sangat besar. Habibie
menyebutkan bahwa untuk ukuran normal, sebuah negara biasanya akan
memerlukan penumpang sebanyak 3 kali jumlah penduduk. Jadi, kalau
Indonesia memiliki 250 juta penduduk, maka perlu ada sekitar 750 juta
kursi/tahun.
Sementara
data menyebutkan bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki masa kemajuan
dalam bidang penerbangan meskipun jumlah kursi yang baru terpakai masih
sekitar 71-77 juta kursi/tahun. Artinya, masih banyak peluang ekonomi
yang bisa dimaksimalkan oleh Indonesia, karena yang menggunakan pesawat
terbang ini baru sepertiga dari jumlah penduduk kita. Jadi, pemerintah
tidak perlu susah-susah mencari penumpang, karena peluang pasarnya sudah
tersedia di dalam negeri.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Depok
menyampaikan persetujuannya dengan pandangan itu. Karena saat ini,
Pemerintah Kota Depok juga sedang gencar melakukan kampanye kemandirian
pangan untuk ketahanan nasional melalui gerakan one day no rice (ODNR)
yang juga sangat didukung oleh Presiden Indonesia ke-3 ini.
“Pak Habibie sangat apresiatif sekali
terhadap pola makan sehat berbasis produk lokal seperti yang digalakkan
di Kota Depok, karena produk lokal bisa mengangkat perekonomian dan
kemandirian. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka akan berkembang
juga teknologi di bidang lainnya seperti teknologi pertanian,
peternakan, dan sebagainya,” tutup Nur Mahmudi.
*depok.go.id