Silaturahim Tokoh dan Relawan PKS se-Banten DKI Jakarta, dan Jawa Barat
Hall Indoor Hotel Bumi Wiyata,
Depok 20 Januari 2014
Menyambut Gelombang 3 Besar
Oleh H.M Anis Matta, Lc
Kita ini kurang dalam hal Referensi Manhajiyah terkait politik.
Dulu, ketika Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan bahwa saya adalah dalah satu serial dari kebangkitan dunia Islam.
Road Map kita adalah Mihwar Dakwah; dan ujungnya Ustadziyatul Alam. Sayang beliau wafat sebelum selesai tahapannya selesai, makanya yang banyak kita baca dari beliau adalah Islahun Nafsi dan Takwin Baitul Muslim, sedangkan 4 tahap setelahnya jarang dibahas.
Masalah kedua yang muncul karena tidak adanya model di lapangan. Yang terjadi saat ini adalah : berkembangnya dakwah secara teritorial keluar, tapi mulai lagi dari nol.
Nahda menang tahun 2011 di Tunisia. FIS menang tahun 1991 di Aljazair. Tapi Nahda lalu dibubarkan, FIS stagnan. Apa yang terjadi dengan Nahda dan FIS, berbeda dengan Partai Keadilan di Indonesia. Bedanya kita : mereka seperti Ikan Hiu, saat Arab Spring, akhirnya kembali ke samudera, tempat tinggalnya.
Kita ini Ikan Salmon, supaya tumbuh cepat dan kuat maka tempatnya harus di arus deras. Tapi sejarah perjalanan negara kita tentu berbeda. Model-modelnya pun banyak dan berbeda-beda tidak dapat disamakan di semua negara. Aljazair pertama kali dapat 5 kursi, lalu 72, lalu turun jadi 38. Lalu Muroqqib Amm-nya meninggal, lalu ada problem internal. Ada Sudan. Sudan selalu menang lewat kudeta militer. Tapi apa ada Negara yang mau mencontoh Sudan? Tidak. Ada juga Turki. Tapi kita pun tidak bisa menyamakan dengan AKP karena AKP lahir 1962.
Sebagai negara muslim besar, Indonesia dinanti-nantikan apakah akan sukses dipimpin oleh Islam. Pantaslah orang berharap begitu, karena kita adalah Big Brothers dari segi jumlah populasi muslimnya. Mengapa kita mengalami kekurangan dari segi manhajiyah & pengalaman adalah apa yang kita warisi dari Ulama-Ulama terdahulu adalah fiqh-fiqh siyasi pada saat mereka dalam masa kemapanan.
Dampaknya, buku-buku ini menjelaskan politik pada tujuannya, bukan pada prosesnya. Contohnya : Al Kharoj oleh Abu Yusuf, dll. Maka sedikit sekali kita temukan tentang impeachment. Dimana akhlaqnya relatif bagus. Ketika Tar Tar masuk, Nasrani masuk baru buku-buku fiqh yang membahas tentang impeachment baru ada. Syi'ah juga yang termasuk menjadi akar banyaknya kitab-kitab fiqh tentang impeachment.
Kita ini kembali di zaman nol. Kita memulai lagi membangun peradaban Islam. Referensi kita yang benar-benar utuh hanya 2 : Shiroh Nabawiyah dan Khulafaur Rasyidin.
Syarat menjadi Imam ada 5, yaitu 3 terkait intelektual (berilmu, mampu berijtihad dan cerdik) dan 2 tentang kepribadian (pembela dan berani). Dari sini kita bisa ambil : politik itu secara tujuan adalah mulia (mendekatkan orang pada kebenaran dan jauh dari kebatilan artinya menciptakan kondisi strategis untuk orang selalu dekat dengan agama), sedangkan politik pada prosesnya adalah medan pertempuran.
Dakwah Negara punya efek pengganda. 13 tahun pertama Rosul berdakwah di Mekkah, hasilnya 355 orang yang berhijrah. 10 tahun di Madinah, hasilnya sekitar 125ribuan.
Apa yang menyebabkan lompatan itu?
13 tahun pertama adalah dakwah fardhiyyah, sedangkan 10 tahun sisanya adalah DAKWAH NEGARA.
Tapi kalau kita lihat, bahwa hasil ini tadi ada ONGKOSNYA. Total pertempuran ada 68 selama 10 tahun di Madinah. Mereka berpikir, kalau perang terus kapan bisnisnya? Lalu turun Surat Al Hadid ayat 16 di tahun ke-4 di Mekkah, "belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), ..." Itu baru berfikir mau rehat tapi belum beraksi, sudah ditegur Alloh.
Sebelum kita masuk ke politik, jumlah kader kita 330ribu, tahun selanjutnya setelah ada partai ternyata naik jadi 400ribu. Katanya tarbawi berkurang, tapi kadernya bertambah
Yang harus kita lakukan : arah ini sudah sampai mana?
Ketika Rosul sudah sampai Madinah, grafiknya sudah naik. Alhamdulillah grafik kita terus naik.
Untuk 2014 : apakah PKS tetap dapat kita pertahankan dan naikkan?
Hanya Antum yang bisa menjawab.
Kita buktikan dimulai dari kota Depok ini
Dulu, ketika Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan bahwa saya adalah dalah satu serial dari kebangkitan dunia Islam.
Road Map kita adalah Mihwar Dakwah; dan ujungnya Ustadziyatul Alam. Sayang beliau wafat sebelum selesai tahapannya selesai, makanya yang banyak kita baca dari beliau adalah Islahun Nafsi dan Takwin Baitul Muslim, sedangkan 4 tahap setelahnya jarang dibahas.
Masalah kedua yang muncul karena tidak adanya model di lapangan. Yang terjadi saat ini adalah : berkembangnya dakwah secara teritorial keluar, tapi mulai lagi dari nol.
Nahda menang tahun 2011 di Tunisia. FIS menang tahun 1991 di Aljazair. Tapi Nahda lalu dibubarkan, FIS stagnan. Apa yang terjadi dengan Nahda dan FIS, berbeda dengan Partai Keadilan di Indonesia. Bedanya kita : mereka seperti Ikan Hiu, saat Arab Spring, akhirnya kembali ke samudera, tempat tinggalnya.
Kita ini Ikan Salmon, supaya tumbuh cepat dan kuat maka tempatnya harus di arus deras. Tapi sejarah perjalanan negara kita tentu berbeda. Model-modelnya pun banyak dan berbeda-beda tidak dapat disamakan di semua negara. Aljazair pertama kali dapat 5 kursi, lalu 72, lalu turun jadi 38. Lalu Muroqqib Amm-nya meninggal, lalu ada problem internal. Ada Sudan. Sudan selalu menang lewat kudeta militer. Tapi apa ada Negara yang mau mencontoh Sudan? Tidak. Ada juga Turki. Tapi kita pun tidak bisa menyamakan dengan AKP karena AKP lahir 1962.
Sebagai negara muslim besar, Indonesia dinanti-nantikan apakah akan sukses dipimpin oleh Islam. Pantaslah orang berharap begitu, karena kita adalah Big Brothers dari segi jumlah populasi muslimnya. Mengapa kita mengalami kekurangan dari segi manhajiyah & pengalaman adalah apa yang kita warisi dari Ulama-Ulama terdahulu adalah fiqh-fiqh siyasi pada saat mereka dalam masa kemapanan.
Dampaknya, buku-buku ini menjelaskan politik pada tujuannya, bukan pada prosesnya. Contohnya : Al Kharoj oleh Abu Yusuf, dll. Maka sedikit sekali kita temukan tentang impeachment. Dimana akhlaqnya relatif bagus. Ketika Tar Tar masuk, Nasrani masuk baru buku-buku fiqh yang membahas tentang impeachment baru ada. Syi'ah juga yang termasuk menjadi akar banyaknya kitab-kitab fiqh tentang impeachment.
Kita ini kembali di zaman nol. Kita memulai lagi membangun peradaban Islam. Referensi kita yang benar-benar utuh hanya 2 : Shiroh Nabawiyah dan Khulafaur Rasyidin.
Syarat menjadi Imam ada 5, yaitu 3 terkait intelektual (berilmu, mampu berijtihad dan cerdik) dan 2 tentang kepribadian (pembela dan berani). Dari sini kita bisa ambil : politik itu secara tujuan adalah mulia (mendekatkan orang pada kebenaran dan jauh dari kebatilan artinya menciptakan kondisi strategis untuk orang selalu dekat dengan agama), sedangkan politik pada prosesnya adalah medan pertempuran.
Dakwah Negara punya efek pengganda. 13 tahun pertama Rosul berdakwah di Mekkah, hasilnya 355 orang yang berhijrah. 10 tahun di Madinah, hasilnya sekitar 125ribuan.
Apa yang menyebabkan lompatan itu?
13 tahun pertama adalah dakwah fardhiyyah, sedangkan 10 tahun sisanya adalah DAKWAH NEGARA.
Tapi kalau kita lihat, bahwa hasil ini tadi ada ONGKOSNYA. Total pertempuran ada 68 selama 10 tahun di Madinah. Mereka berpikir, kalau perang terus kapan bisnisnya? Lalu turun Surat Al Hadid ayat 16 di tahun ke-4 di Mekkah, "belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), ..." Itu baru berfikir mau rehat tapi belum beraksi, sudah ditegur Alloh.
Sebelum kita masuk ke politik, jumlah kader kita 330ribu, tahun selanjutnya setelah ada partai ternyata naik jadi 400ribu. Katanya tarbawi berkurang, tapi kadernya bertambah
Yang harus kita lakukan : arah ini sudah sampai mana?
Ketika Rosul sudah sampai Madinah, grafiknya sudah naik. Alhamdulillah grafik kita terus naik.
Untuk 2014 : apakah PKS tetap dapat kita pertahankan dan naikkan?
Hanya Antum yang bisa menjawab.
Kita buktikan dimulai dari kota Depok ini