Kamis, 09 Februari 2012
Mengenal Pakar Partai Keadilan Sejahtera dari Spanyol
TheGlobeJournal.com - Wajahnya seperti pria muda Spanyol lainnya dengan rambut pirang serta alis yang tebal dan sorot mata yang tajam. Selain itu juga menunjukkan kecerdasan serta perhatiannya terhadap Indonesia khususnya Islam membuat Dr Javier Gil Perez (33) pria langka yang perlu mendapat perhatian.
Ia adalah satu satunya "Indonesianist" (pakar tentang Indonesia) Spanyol yang sangat fasih berbahasa Indonesia dan berhasil memperoleh gelar Doktor dari Instituto Universitario General Gutierrez Mellado dengan tesis tentang Politik Islam di Indonesia yang khususnya membahas PKS pada tahun 2010.
"PKS merupakan partai yang sangat menarik yang tahu bagaimana membangun pengaruh politik di Indonesia," ujar Dr Javier Gil Perez.
Menurut Dr Javier Gil Perez, jika PKS ingin tumbuh maka harus dapat menawarkan solusi yang lebih banyak atas problem riil di masyarakat.
PKS yang merupakan partai menengah ini dulu tahun 1999 adalah partai kecil yang saat ini dapat disebut sebagai partai utama yang mengusung Islam di Indonesia.
"Saya memprediksi bahwa pemilu presiden di tahun 2014 akan sangat terbuka di mana Presiden SBY tidak dapat lagi dipilih," ujar Dr Javier yang beristrikan wanita India.
Dikatakannya tujuan utama PKS adalah mempertahankan posisi saat ini sebagai partai Islam utama dan masuk kembali dengan jumlah menteri yang lebih banyak di pemerintahan baru.
"Pada saat yang sama, jika PKS ingin tumbuh maka harus dapat menawarkan solusi yang lebih banyak atas problem riil di masyarakat," ujar Dr Javier Gil Perez.
Dikatakannya PKS harus melanjutkan peran Islam, namun harus tidak dapat dilupakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat beragam dan dengan itu untuk meraih kemenangan haruslah terbuka.
Ditangan mereka sendiri PKS akan memordernisasikan diri.
Dr Javier Gil Perez yang cinta Indonesia dengan alasan bahwa Indonesia sangat cantik mengakui bahwa ia pertama kali mengenal Indonesia melalui ayah dan teman ayahnya.
"Ayah saya bekerja di pabrik sepatu yang megimpor sebagian besar karet dari Indonesia," ujarnya.
Muda, pintar dan Ketika ditanyakan mengapa memilih isteri dari India, dijawab dengan bergurau karena isteri saya juga cantik seperti Indonesia. Dari situ ia mulai tertarik dengan Indonesia yang disebutnya sebagai suatu negara yang eksotis.
Sementara itu, teman ayahnya yang tinggal di Tangerang, Indonesia, menceritakan berbagai hal menarik tentang Indonesia yang mendorongnya datang ke Indonesia pada tahun 2005.
"Saya tinggal di Jakarta dan di sana saya belajar bahasa Indonesia. Setelah itu saya menjadi 'visiting fellow' di CSIS di Jakarta," ujar Javier.
sumber : pk-sejahtera.org