"Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua karena maut akan tiba kapan saja,''
PKSTapos__, GARUT -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan,
memimpin doa bersama untuk korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100
di Gunung Salak, Bogor. Acara doa bersama digelar di Masjid Besar
Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Doa bersama itu digelar bersama ribuan umat muslim sebelum Gubernur meresmikan pembangunan Masjid Besar Pasirwangi.
"Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua karena maut akan
tiba kapan saja,'' katanya. ''Meskipun kita bersembunyi, tapi kalau
sudah waktunya tiba, maut pasti akan datang."
Heryawan berdoa semoga korban yang tewas akibat kecelakaan pesawat
Sukhoi dapat diterima seluruh amal kebaikannya oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Ia mengungkapkan bela sungkawa kepada keluarga korban.
"Kita doakan mudah-mudahan para korban pesawat Sukhoi diterima amal
ibadahnya dan diampuni oleh Allah SWT. Mudah-mudahan keluarga korban
diberi kesabaran," harapnya.
Peresmian Masjid Besar Pasirwangi
Setelah menunggu selama bertahun-tahun, impian warga
Kecamatan Pasirwangi untuk memiliki sebuah masjid besar kini terwujud
sudah. Keberadaan masjid besar ini diharapkan bisa lebih mengembangkan
syiar Islam di daerah yang selama ini dikenal agamis itu.
Masjid Besar Pasirwangi itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan didampingi Bupati Garut Aceng HM Fikri, Selasa (15/5). Masjid
Besar ini dibangun sebagai bagian dari komitmen Chevron Geothermal Indonesia (CGI), Ltd. terhadap pengembangan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya gubernur menyebutkan, keberadaan Masjid Besar
Pasirwangi ini merupakan sebuah berkah bagi warga Kecamatan Pasirwangi
yang diharapkan bisa lebih menambah tingkat keimanan dan ketaqwaan
warga. Selain itu, dengan telah adanya Masjid Besar ini, diharapkan
perkembangan syiar Islam di daerah ini lebih pesat dan bisa mendorong
peningkatan kesejahteraan warga.
“Saya yakin tingkat keimanan dan ketaqwaan warga Pasirwangi sudah
bagus. Namun dengan adanya Masjid Besar Pasirwangi ini, saya harapkan
bisa lebih menambah tebal keimanan dan ketaqwaan warga serta bisa lebih
mengembangkan syiar Islam,” ujar Heryawan.
Dikatakannya, keberadaan masjid ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh warga dengan cara
memakmurkannya. Masjid bukan hanya untuk digunakan sebagai tempat
mendirikan salat saja tapi juga untuk melaksanakan ibadah lainnya,
termasuk mencari ilmu. Bukan hanya ilmu bidang keagamaan, namun juga
ilmu lainnya termasuk diantaranya ilmu dagang. Hanya yang perlu diingat,
jangan sekali-kali masjid digunakan untuk berdagang.
“Kalau masjid digunakan mempelajari ilmu berdagang, itu bisa saja dan
malah bagus. Namun saking sucinya masjid, jangan sekali-kali masjid
digunakan sebagai tempat dagang,” pesan Heryawan.
Sementara itu Manager Policy, Government, and Public Affair CGI, Ida
Bagus Wibatsya menerangkan, Chevron memandang keberadaan Masjid Besar
Pasirwangi yang berlokasi di Desa Sirnajaya ini cukup penting.
Sebelumnya, di wilayah ini belum ada masjid besar yang cukup representatif padahal sebagian besar masyarakatnya adalah muslim.
Dikatakan Ida, CGI mendanai pembangunan Masjid Besar Pasirwangi di lahan seluas 900 m2 yang dilengkapi dengan sarana pendukung diantaranya perpustakaan dan tempat wudhu dengan biaya total sekitar Rp 2,3 miliar. Awalnya, pembangunan masjid ini direncanakan dilakukan atas swadaya masyarakat, akan tetapi upaya tersebut terkendala oleh pembiayaan.
“Melihat kondisi tersebut, kami (CGI-Red) melalui koordinasi bersama
panitia, tokoh masyarakat dan Muspika Pasirwangi sepakat membantu
pembangunan Masjid besar Pasirwangi hingga selesai,” ujarnya.
Maka sejak tahun 2009, tuturnya, CGI mulai melakukan pembangunan Masjid Besar Pasirwangi secara bertahap berawal dari
melanjutkan pembangunan fondasi yang telah dilakukan masyarakat. CGI
membangun ulang fondasi, struktur utama dan dinding, dilanjutkan dengan
pembangunan atap dan menara. Terakhir, dilakukan finishing bangunan
utama dan bangunan tempat wudhu yang semuanya selesai April 2012.
Diterangkan Ida, Masjid Besar Pasirwangi memiliki luas bangunan
sebesar 625 m2 dan dapat menampung sekitar seribu jamaah. Perawatan
pasca serah terima akan menjadi tanggung jawab masyarakat Kecamatan
Pasirwangi dibawah pengawasan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang juga
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan ibadah dan sosial di
masjid.