Rabu, 01 Agustus 2012

PKS: Pilkada Boleh Kalah, Pemilu Bisa Menang


Fauzi Bowo diapit Sekjen PKS Anis Matta dan Presiden PKS Luthfi Hasan


PKS Tapos, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta menjelaskan, kekalahan dalam suatu pemilihan kepala daerah biasa saja terjadi. Anis menjelaskan, kekalahan itu belum tentu berkorelasi dengan hasil Pemilu nanti.

Apalagi, kata Anis, pada waktu kalah di Pilkada DKI Jakarta, di dua tempat berbeda PKS justru menang yakni di Pilkada Kendari dan Payakumbuh.

“Jadi peristiwa menang kalah relatif sama saja, karena waktu yang hampir bersaman dengan Pilkada DKI,” katanya ketika melakukan Safari Ramadan di aula serbaguna kompleks perumahan Mahkamah Konstitusi (MK) di Bekasi, Selasa 31 Juli 2012 malam.

Anis mengatakan, PKS melihat tidak ada hubungan timbal balik pilkada dengan Pemilu. Pelaksanaan Pilkada, kata Anis, umumnya berjauhan secara waktu dengan Pemilu.

“Kami kalah pada hampir semua pilkada kota ataupun kabupaten di Sulawesi Selatan, tapi kursi legislatif kami naik. Sebaliknya kami menang di Pilkada Gubernur Jawa Barat tahun 2008, tapi kursi legislatif kami kurang satu,” katanya.

Oleh karena itu, PKS mengevaluasi pilkada dan Pemilu secara terpisah.

“Tapi kalau jaraknya terlalu dekat, biasanya ada pengaruhnya. Tapi kan umumnya rata-rata antara Pilkada dengan Pileg ada jarak setahun, dan itu waktu yang cukup lama secara politik,” katanya.

Karena evaluasi yang berbeda, maka kekalahan di Pilkada DKI, kata Anis, tidak mempengaruhi rencana besar PKS untuk masuk peringkat tiga secara nasional.

“Kekalahan pada pilkada lebih menyangkut kepada kandidat atau orang, ketimbang partai,” ujarnya.

Pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, PKS mengusung pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini. Pasangan ini gagal masuk putaran kedua karena hanya berhasil raih posisi tiga dengan perolehan sekitar 11 persen suara.

*news.viva.co.id