Perlu perjuangan berat bagi DPW PKS untuk menemui masyarakat. Meski menembus kumbangan lumpur di tengah malam. |
KUANTAN
SINGINGI - Hanya untuk memenuhi janji bertemu dengan masyarakat desa
Pulau Kedundung, Kanagarian Taluk, rombongan Safari Pemenangan Dakwah
PKS Riau yang dikomandoi Ketua MPW, Amin Triawan, rela menembus gelapnya
malam dan jalan berlumpur.
“Salah satu gubernur di Indonesia mau bertungkus lumus seperti ini juga karena kader-kader PKS melakukannya. Kami sudah terbiasa melakukannya dan tidak mengenal waktu, tidak melihat tempat. Masih banyak daerah-daerah yang selama ini jarang disambangi membutuhkan uluran tangan kita.” Demikian dikatakan Amin Triawan. Bahkan, para peserta rombongan, justru merasa sangat menikmati bertungkus lumus melewati jalan berlumpur,” kata Amin Triawan ketika harus melalui jalan-jalan berlubang dan berlumpur, Kamis malam (21/03).
Hal ini juga yang membuat masyarakat yang hendak ditemui rombongan ini rela menanti lama. Pertemuan pun dimulai dari rumah tokoh muda, bang Jhoni, sapaan akrab tokoh pemuda di daerah itu. Janji pertemuan semula dijadwalkan pukul 16.00 WIB, tetapi karena padatnya agenda hari pertama di ibukota kabupaten, rombongan baru berangkat setelah shalat Isya, ditambah lagi kondisi jalan yang darurat, jelas saja acara menjadi molor.
Hal ini tidak membuat bang Jhon merasa kecewa, malah mengungkapkan terima kasih karena sudi bertamu kerumahnya. Selanjutnya rombongan bertamu ke rumah kepala desa Pulau Kedundung, pak Bahrin. Beliau makin bangga dengan PKS, karena mau menempuh jalan yang berlubang, dan apalagi PKS siap berdakwah.
“Di desa kami, sudah ada empat wirid yasinan. Selama ini kami disini baru hanya wirid yasin biasa. Tidak ada ceramah agama dari da’i. Kami mohonlah kepada PKS untuk memberikan ceramah agama,” pinta kepala desa yang baru menjabat 8 bulan ini. Menanggapi permintaan dari kepala desa ini, ustadz Sugeng Prihatin, salah seorang da’i diantara rombongan PKS, mengapresiasi dan akan menindak lanjuti permintaan ini.
“Salah satu gubernur di Indonesia mau bertungkus lumus seperti ini juga karena kader-kader PKS melakukannya. Kami sudah terbiasa melakukannya dan tidak mengenal waktu, tidak melihat tempat. Masih banyak daerah-daerah yang selama ini jarang disambangi membutuhkan uluran tangan kita.” Demikian dikatakan Amin Triawan. Bahkan, para peserta rombongan, justru merasa sangat menikmati bertungkus lumus melewati jalan berlumpur,” kata Amin Triawan ketika harus melalui jalan-jalan berlubang dan berlumpur, Kamis malam (21/03).
Hal ini juga yang membuat masyarakat yang hendak ditemui rombongan ini rela menanti lama. Pertemuan pun dimulai dari rumah tokoh muda, bang Jhoni, sapaan akrab tokoh pemuda di daerah itu. Janji pertemuan semula dijadwalkan pukul 16.00 WIB, tetapi karena padatnya agenda hari pertama di ibukota kabupaten, rombongan baru berangkat setelah shalat Isya, ditambah lagi kondisi jalan yang darurat, jelas saja acara menjadi molor.
Hal ini tidak membuat bang Jhon merasa kecewa, malah mengungkapkan terima kasih karena sudi bertamu kerumahnya. Selanjutnya rombongan bertamu ke rumah kepala desa Pulau Kedundung, pak Bahrin. Beliau makin bangga dengan PKS, karena mau menempuh jalan yang berlubang, dan apalagi PKS siap berdakwah.
“Di desa kami, sudah ada empat wirid yasinan. Selama ini kami disini baru hanya wirid yasin biasa. Tidak ada ceramah agama dari da’i. Kami mohonlah kepada PKS untuk memberikan ceramah agama,” pinta kepala desa yang baru menjabat 8 bulan ini. Menanggapi permintaan dari kepala desa ini, ustadz Sugeng Prihatin, salah seorang da’i diantara rombongan PKS, mengapresiasi dan akan menindak lanjuti permintaan ini.
“Di
kabupaten Kuantan Singingi ini, kami telah bekerja sama dengan Ikadi
(Ikatan Da’i Indonesia) dan Pondok pesantren Syafa’aturrosul. Insya
Allah nanti akan kami kirim da’i yang akan mengisi ceramah-ceramah ke
sini,” terang Sugeng, yang juga anggota bidang Kaderisasi DPW PKS Riau.
Walaupun jarum jam sudah menunjukkan 21.30, tim safari masih melanjutkan perjalanan ke rumah tokoh masyarakat, Maslih. Bapak tua yang sangat semangat itu menyambut rombongan PKS meski tanpa diberitahu sebelumnya.
Malah beliau banyak bercerita tentang PKS dan para petinggi PKS yang beliau kenal. Bapak dari tiga anak ini sempat bercerita bahwa hatinya sakit ketika LHI ditangkap.
Walaupun jarum jam sudah menunjukkan 21.30, tim safari masih melanjutkan perjalanan ke rumah tokoh masyarakat, Maslih. Bapak tua yang sangat semangat itu menyambut rombongan PKS meski tanpa diberitahu sebelumnya.
Malah beliau banyak bercerita tentang PKS dan para petinggi PKS yang beliau kenal. Bapak dari tiga anak ini sempat bercerita bahwa hatinya sakit ketika LHI ditangkap.
“Saya tidak percaya sedikitpun kalau ustad LHI
melakukan korupsi,” kata Maslih dengan wajah sedih. Beliau juga
meragukan kalau karena hal ini suara PKS akan turun.
“Saya hanya bisa mengajak kita agar saling bahu membahu. Kita kuat dengan persatuan, untuk memenangkan PKS di kanagarian Kuantan ini.” Tambahnya lagi.
“Saya hanya bisa mengajak kita agar saling bahu membahu. Kita kuat dengan persatuan, untuk memenangkan PKS di kanagarian Kuantan ini.” Tambahnya lagi.
Malam sudah larut, beliau melepas rombongan untuk
melanjutkan perjalanan, dengan harapan akan bisa bertemu kembali dengan
rombongan di lain waktu.