BANDUNGKAB-Ibu Hj. Netty Prasetiyani yang juga isteri Gubernur Ahmad
Heryawan dan sebagai Ketua Umum TP PKK Prov. Jabar itu merasa prihatin
terhadap perkembangan empat hal yang menimpa Indonesia yang juga
diantaranya di Jawa Barat sebagaimana mengutip data dari Menteri
Kominfo.
Keempat masalah tersebut, menurut Ibu Hj. Netty adalah masalah
pornografi, Human Trafiking, Narkoba dan HIV/AID. Hal demikian
dikemukakan Ibu Hj. Netty Prasetiyani, saat memberikan sambutan pada
Peresmian Puncak Acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Ultah
PKK ke-41, Rabu (1/5) di Lapangan Upakarti Pemda Kab. Bandung.
Untuk masalah pertama, Netty mengungkap kekhawatiran tentang maraknya
situs-situs porno yang diakses oleh anak-anak dan remaja Indonesia
termasuk didalamnya masyarakat Jawa Barat. Menurut Netty, Indonesia
adalah negara rangking ketiga dibidang pornografi. Anak-anak kita
mengakses situs-situs porno tersebut 90 % pada saat mereka belajar, ujar
Netty.
Infrastruktur untuk akses internet secara langsung telah disediakan
oleh orang tua berupa PC dan di ruangan kamar anak-anak kita seperti
melalui hand phone, hal ini perlu pengawasan yang ekstra dari orang tua.
Masalah kedua yang sekarang menjadi kekhawatiran saya, lanjut Netty,
adalah masalah human traficking. "Saya pernah menjemput seorang anak
remaja yang hamil dari daerah tertentu yang menjadi korban human
traficking", tandasnya.
Ketiga, adalah masalah narkoba yang saat ini sangat marak dan sangat
menghawatirkan. Pengaruh narkoba itu berada dihadapan kita dan
memerlukan perhatian semua pihak, ajaknya.
Keempat, yaitu masalah HIV/AIDS yang perkembangannya tidak saja melalui
hubungan sexual, tapi juga sudah berubah pada penggunaan jarum suntik.
Semua masalah tersebut, tidak mungkin bisa diselesaikan oleh para
penegak hukum saja. Tapi harus diselesaikan oleh semua pihak melalui
konsep "gotong royong" terutama peran orang tua dan lingkungan setempat,
jelas Netty.
Oleh karena itu, acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat sekarang
ini jangan dianggap sebagai acara seremonial saja, tapi harus
ditindaklanjuti oleh para pelaksana di tingkat masyarakat dan PKK di
daerahnya masing-masing, demikian harapan Netty Prasetiyani.