MESIR – Angkatan bersenjata Mesir Rabu malam
(03/07/2013) melakukan kudeta terhadap Presiden Mohamed Morsi dan
membekukan sementara konstitusi. Pemerintahan diserahkan kepada ketua
Mahkamah Konstitusi untuk mengawasi pelaksanaan urusan negara selama
masa transisi.
Pernyataan Komando Umum Angkatan Bersenjata Mesir yang sekaligus
Menteri Pertahanan Abdel Fattah al-Sisi memutuskan pembentukan
pemerintah kompetensi nasional yang bertugas mengelola masa transisi.
Selain itu, juga akan dibentuk komite yang meninjau revisi konstitusi
dan persiapan penyelenggaraan pemilihan presiden lebih cepat dari jadwal
sebelumnya.
Dalam pernyataan itu juga disebutkan pembentukan komite tinggi untuk
rekonsiliasi nasional, dan menyerukan keterlibatan para pemuda Mesir
yang berkompeten untuk ikut dalam dalam pengelolaan lembaga urusan
publik.
Al Sisi juga menyerukan kepada rakyat Mesir untuk berkomitmen
demonstrasi damai, dan memperingatkan bahwa angkatan bersenjata akan
bekerja sama dengan pasukan keamanan internal tegas memberantas siapa
pun yang melanggar perdamaian.
Pernyataan itu disampaikan Al Sisi didampingi sejumlah tokoh sipil
dan militer, termasuk Syekh Al-Azhar dan Paus dari Gereja Koptik dan
seorang wakil dari oposisi, Mohamed ElBaradei.
Al Sisi juga mengkritik pidato Presiden Mohamed Morsi, yang terakhir
dengan menuduh bahwa Morsi tidak memenuhi tuntutan rakyat Mesir. Inilah
yang mendorong angkatan bersenjata menyerukan pertemuan berbagai pihak
menyiapkan road map untuk tahap berikutnya.Hal itu dikatakan Al Sisi
tanpa menyebutkan tuntutan rakyat Mesir yang mana yang dijadikan
sandaran. Sebab faktanya dalam semua event politik, baik dalam Pemilu,
Pilpres dan referendum, rakyat Mesir terbukti mendukung Morsi yang
notabenenya berasal dari organisasi Islam Al Ikhwan Muslimin.
Koresponden Al-Jazeera mengutip dari penasihat presiden Mesir bahwa apa yang terjadi saat ini adalah kudeta militer.
*tajuk.co dakwatuna.com