Cirebon - Indonesia memiliki seluruh prasyarat menjadi negara digdaya,
namun peluang ini belum dimanfaatkan karena sejumlah faktor. Akibatnya,
kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar bangsa.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) memaparkan hal itu saat menyampaikan kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa dan para dosen Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)Cirebon Jabar, Rabu (19/3),
Kuliah umum juga dihadiri Rektor Unswagati Prof Dr Djohan Rochanda Wiradinata dan Walikota Cirebon Ano Sutrisno. Kalangan pegawai Unswagati juga mengikuti paparan Aher.
"Indonesia negeri yang kaya raya. GDP (gross domestic product) kita tertinggi di Asean, namun setelah dibagi per kepala, maka besaran GDP kita itu tertinggal," papar Aher dalam rilisnya.
Karena kondisi itulah, Aher mengajak kalangan muda khususnya mahasiswa mulai memikirkan persoalan mendasar bangsa. Selanjutnya, para kaum muda harus menyumbangkan pemikiran untuk solusi menuju Indonesia maju dan sejahtera.
"Saya sengaja berbicara dalam konteks ke-Indonesiaan karena sedang berhadapan dengan mahasiswa. Tidak salah tentu, karena 15-20 tahun ke depan, Anda-lah yang memimpin Indonesia," tukas Aher.
Dalam pandangan Aher, masyarakat mencita-citakan Indonesia Super, yakni Indonesia yang mandiri dan disegani dunia.
"Super", ungkap Aher, merupakan elemen dasar tujuan bernegara yang mencakup harapan warga negera; security (keamanan dan ketenteraman), prosperity (kesejahteraan), serta religious (keberagamaan).
Aher menjelaskan, Indonesia Super adalah harapan dan cita-cita paripurna seluruh warga dalam bernegara. Masyarakat tentu ingin hidup sejahtera, namun sekaligus bahagia. Karenanya, kehidupan keberagamanan warga juga perlu terjamin dan tumbuh baik.
"Tentu Indonesia yang dituju ke depan bukan cuma menjadi negara yang maju secara ekonomi, namun angka bunuh diri tinggi. Apa kita mau negara kita kaya raya, namun setiap hari banya warga yang bunuh diri karena kehilangan orientasi hidup," ulas Gubernur.
Lalu, apa formula untuk mencapai Indonesia Super tersebut? Aher mengatakan, kekuatan Indonesia sebagai negeri agraris dan maritim harus dibangun serius dan dengan komitmen yang tinggi.
"Dikaitkan dengan pembangunan industri, maka industri pengolahan dari hulu ke hilir harus dilakukan di dalam negeri. Jangan lagi ada ada ekspor bahan setengah jadi, apalagi mentah," tegas Aher.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) memaparkan hal itu saat menyampaikan kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa dan para dosen Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)Cirebon Jabar, Rabu (19/3),
Kuliah umum juga dihadiri Rektor Unswagati Prof Dr Djohan Rochanda Wiradinata dan Walikota Cirebon Ano Sutrisno. Kalangan pegawai Unswagati juga mengikuti paparan Aher.
"Indonesia negeri yang kaya raya. GDP (gross domestic product) kita tertinggi di Asean, namun setelah dibagi per kepala, maka besaran GDP kita itu tertinggal," papar Aher dalam rilisnya.
Karena kondisi itulah, Aher mengajak kalangan muda khususnya mahasiswa mulai memikirkan persoalan mendasar bangsa. Selanjutnya, para kaum muda harus menyumbangkan pemikiran untuk solusi menuju Indonesia maju dan sejahtera.
"Saya sengaja berbicara dalam konteks ke-Indonesiaan karena sedang berhadapan dengan mahasiswa. Tidak salah tentu, karena 15-20 tahun ke depan, Anda-lah yang memimpin Indonesia," tukas Aher.
Dalam pandangan Aher, masyarakat mencita-citakan Indonesia Super, yakni Indonesia yang mandiri dan disegani dunia.
"Super", ungkap Aher, merupakan elemen dasar tujuan bernegara yang mencakup harapan warga negera; security (keamanan dan ketenteraman), prosperity (kesejahteraan), serta religious (keberagamaan).
Aher menjelaskan, Indonesia Super adalah harapan dan cita-cita paripurna seluruh warga dalam bernegara. Masyarakat tentu ingin hidup sejahtera, namun sekaligus bahagia. Karenanya, kehidupan keberagamanan warga juga perlu terjamin dan tumbuh baik.
"Tentu Indonesia yang dituju ke depan bukan cuma menjadi negara yang maju secara ekonomi, namun angka bunuh diri tinggi. Apa kita mau negara kita kaya raya, namun setiap hari banya warga yang bunuh diri karena kehilangan orientasi hidup," ulas Gubernur.
Lalu, apa formula untuk mencapai Indonesia Super tersebut? Aher mengatakan, kekuatan Indonesia sebagai negeri agraris dan maritim harus dibangun serius dan dengan komitmen yang tinggi.
"Dikaitkan dengan pembangunan industri, maka industri pengolahan dari hulu ke hilir harus dilakukan di dalam negeri. Jangan lagi ada ada ekspor bahan setengah jadi, apalagi mentah," tegas Aher.