Lembang - Sejumlah
penyakit yang menyerang manusia banyak ditularkan dari hewan. Oleh
karena itu, pemeliharaan kesehatan hewan dengan penyediaan fasilitas
medis akan menjamin manusia terbebas dari penyakit menular tersebut.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat meresmikan
Rumah Sakit Hewan Jawa Barat dan pencanangan Jabar Bebas Rabies 2018, di
Jalan Tangkubanparahu KM 22,2, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung
Barat, Selasa (4/3/2014).
"Alhamdulillah ini rumah sakit hewan
kedua di Indonesia setelah di DKI Jakarta," kata Heryawan.
Menurut dia,
keberadaan rumah sakit hewan sangat penting untuk menjamin kesehatan
manusia. Penyebaran penyakit menular kepada manusia teijadi karena
pelayanan kesehatan hewan tak memadai.
"Rumah sakit ini ada untuk
menjaga hewan peliharaan dan ternak agar tetap sehat sehingga tak
membahayakan manusia," katanya.
Heryawan berharap, berbagai peralatan
medis di Rumah Sakit Hewan Jawa Barat juga segera dilengkapi. Selain
pelayanan kesehatan, ia meminta pembenahan rumah potong hewan. Menurut
dia, ramah potong hewan di Jabar masih terbilang kuno. Dengan begitu,
jaminan kesehatan pun tak hanya diberikan melalui pelayanan medis,
tetapi hingga proses penyediaan bagi konsumsi masyarakat. Terkait
pencanangan Jabar Bebas Rabies 2018, Heryawan mengakui masih adanya
penderita rabies di Jabar.
"Saya kaget Jabar masih banyak yang terkena
rabies, sedangkan ada sembilan provinsi lain yang sudah bebas rabies,"
katanya.
Dia berharap, vaksinasi mas¬sal bisa dilakukan kepada hewan
yang menularkan rabies. Dengan cara itu, Jabar segera menjadi provinsi
ke-10 yang bebas rabies.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan
Jabar Dody Firman Nugraha menuturkan, pembangunan Rumah Sakit Hewan
Jabar menelan biaya lebih dari Rp 5 miliar yang diambil dari APBD
Provinsi Jabar 2013.
"Ini merupakan ramah sakit hewan pertama yang
dibangun dari APBD Provinsi yang berfungsi untuk pelayanan dan
penanggulangan penyakit hewan," ujarnya.
Dody berharap, jangkauan
pelayanan kesehatan rumah sakit bisa lebih luas. Menurut dia, pelayanan
dan pertolongan pertama juga dilakukan di lokasi kejadian. Dengan
demikian, pelayanan dilakukan secara proaktif menindaklanjuti laporan
masyarakat. Tak pelak, keberadaan hewan yang sehat akan menjamin
kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Sumber: Harian Pikiran Rakyat - Rabu, 05 Maret 2014