Bima (11/4) - Puncak pesta demokrasi di Indonesia yang secara
umum terbilang sukses, aman dan damai, tetap saja memiliki catatan
penting untuk diperhatikan. Karena dibeberapa daerah masih saja terjadi
tindak kriminal selama proses Pemilu.
Seperti yang dialami tim lapangan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB). Mobil operasional saksi dari PKS yang membawa formulir C1 dari
berbagai TPS di Kabupaten Bima Propinsi NTB dihadang sekelompok orang
bersenjata tajam berjenis parang, Kamis (10/4) sore. Petugas dihadang
ditengah jalan dan ditodong dengan senjata tajam di sebuah tanjakan di
Desa Punti.
Ketua DPD PKS Kabupaten Bima, Ilham mengatakan kelompok yang
berjumlah sekitar 26 orang itu menggunakan mobil jenis pickup berwarna
biru dan beberapa sepeda motor.
“Ban mobil petugas kami diganjal batu dari depan dan belakang
sehingga tidak bisa bergerak”, terang Ilham.
Kemudian sambil menodongkan
parang, para penghadang itu meminta 2 orang petugas PKS untuk turun
dari mobil. Namun karena merasa terancam, petugas PKS hanya menurunkan
kaca jendela samping supir dan mengunci semua pintu.
"Karena permintaannya ditolak, kelompok itu kemudian memecahkan kaca
mobil dan mengambil semua berkas formulir C1 di jok belakang mobil PKS,"
ungkapnya.
Ilham menambahkan bahwa pagi ini partainya telah melaporkan kejadian
ini ke Polres Bima dan KPUD Bima.
"Petugas kami membawa surat tugas
resmi dari partai untuk megumpulkan form C1 dari TPS-TPS,” pungkasnya.