REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid mengatakan, kepastian sikap apakah partainya tetap di dalam atau keluar dari koalisi akan diumumkan oleh Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.
''Keluar dari koalisi atau tidak, partai yang akan menentukan. Anda tunggu saja pernyataan berikutnya dari presiden partai,'' katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/3).
Sebelumnya, pada pidato resmi di acara mukernas partai di Medan, Luthfi mengisyaratkan akan keluar dari koalisi jika pemerintah tetap bersikukuh menaikan harga BBM. Bahkan, secara tegas Luthfi mengaku siap bekerja dalam kondisi apapun. Baik dalam pemerintahan mau pun di luar.
Mengenai hal ini, Hidayat tidak menjelaskan kapan pastinya keputusan itu akan diumumkan. Ia hanya mengatakan, kalau akan ada pernyataan dari presiden PKS mengenai sikap partai terkait posisinya di koalisi.
Terkait klaim dari partai koalisi mengenai sikap PKS, Hidayat menilai itu hanya sebatas pernyataan sepihak. Ia pun kembali menegaskan kalau suara resmi partai akan dikeluarkan oleh presiden PKS.
Termasuk mengenai posisi para kader PKS yang duduk di posisi menteri. ''Takut atau tidak takut (kehilangan posisi menteri) itu pimpinan partai. Tapi presiden partai sudah menyampaikan terbuka, pastilah sudah dimusyawarahkan dengan majelis syuro partai. Bahkan sudah disampaikan dalam forum mukernas,'' jelas dia.
Hidayat mengaku, DPP sudah memberikan instruksi kepada fraksinya di DPR. Karenanya, jika nanti keputusan naik tidaknya harga BBM harus ditentukan melalui mekanisme voting di paripurna, maka sikap PKS sudah jelas dan tidak akan berubah. ''Rekan-rekan dari fraksi pasti akan mengikuti partai.''
Mengenai penyampaian penolakan kenaikan BBM di jalan, ia juga menyerahkan sepenuhnya ke partai. ''Itu bagian dari yang akan diputuskan partai, saya bukan presiden partai,'' pungkas dia.
sumber: .republika.co.id