Sabtu, 07 April 2012

Belajar dari #melingkar



Kemarin malam akun @PKSJerman meramaikan timeline twitter saya dengan hashtag #melingkar. Pertama kali baca isi tweetnya, langsung nyambung bahwasanya yang dimaksud dengan 'melingkar' itu adalah ta'lim, kajian, mentoring, atau liqo'/halaqoh yang dilakukan rutin sepekan sekali baik itu di kantor, sekolah, kampus, atau lingkungan dekat rumah. Kenapa 'melingkar'? Ya iyes, karena kajian ini dilakukan dengan cara duduk lesehan dan melingkar. Yah, seperti foto di atas, hanya saja, kalo 'melingkar' ini tidak ikhtilat (campur baur laki-laki dan perempuan), melainkan terpisah antara laki-laki dan perempuan :)

Dari aktivitas melingkar ini, ada banyaaak pelajaran yang bisa kita dapatkan. Di bawah ini hanya beberapa di antaranya:

 1. Kedisiplinan. Jika kajian dijadwalkan mulai pukul 1 siang, maka kita harus melatih diri agar terbiasa hadir tepat waktu. Kalau mulainya tepat waktu, selesainya bisa tepat waktu juga. Umumnya, sekali melingkar perlu waktu antara 2-3 jam. Kalo ada agenda tambahan, bisa seharian :D

 2. Ukhuwah. Persahabatan, persaudaraan, kasih sayang dan cinta kasih, tercakup semuanya dalam ukhuwah islamiyah. Kalau sudah bisa enjoy melingkar, sekali aja ga datang bakalan kangen abessss. By the way, mengapa kegiatan melingkar ini 'harus' sepekan sekali? Ya, untuk menyegarkan ruhiyah kita. Seperti hp yang butuh dicas *kok kedengaran kayak iklan ya?*, ruhiyah kita adalah bagian terpenting dari diri kita yang sangat perlu direcharge. Bertemu dengan saudara seiman sepekan sekali sembari menerima materi dari pembina kajian cukuplah untuk stok isi ulang semangat ruhani.

 3. Kesabaran. Yang mengikuti kegiatan melingkar ini semuanya adalah manusia. Malaikat hanya bertugas mencatat niat baik mereka untuk bersedia hadir di majlis dzikir. Karna itulah, dalam kajian akan kita temukan hal-hal yang menguji kesabaran kita sebagai insan biasa. Tapi, ketika ukhuwah sudah sangat erat, belajar sabar ini jadi mudah dan menyenangkan. *aiih, kedengaran kayak iklan lagi deh ini hihihi*

 4. Saling mengingatkan. Sama seperti poin 3 tadi, personil aktivitas melingkar adalah manusia semua. Manusiawi kan kalo sesekali berkata dan bertingkah laku keliru. Di sinilah teman satu lingkaran memaksimalkan fungsinya untuk saling mengingatkan. Watawwa shaubil haq, watawwa shaubisshabr.

5. Ikhlas. Ini yang akan dialami ketika terjadi semacam pertukaran pembina/murobbi kelompok kajian. Supaya kegiatan melingkar ini dinamis, paling tidak setahun sekali kelompoknya dirombak. Pembinanya diganti, personil *atau dalam tarbiyah disebut mutarobbi/binaan* juga ikut berubah. Dapet teman baru lagi deh. Anyway, ada beberapa peserta yang di awal-awal mungkin tak setuju kalo kelompoknya diubah. Abisnya udah kadung klop sih sama yang sekarang. Biasanya sih gitu alasannya. Anyway, di sinilah kita sebagai peserta kajian harus belajar ikhlas sembari meluruskan niat. Jika niat ikhlas lillahita'ala, siapapun personil dan pembinanya, yuuk mari melingkar sampai akhir hayat :)

Nah, itu baru 5 point yang bisa kita pelajari dari aktivitas melingkar. Sisanya akan lebih berasa kalau kita sudah 'terjun langsung' ke dalam lingkaran itu :D Tapi by the way, emangnya melingkar itu ngapain aja sih?

 Baiklah, untuk yang masih belum dapat gambaran aktivitas seperti apa melingkar itu, saya kasi sedikit gambaran deh ya. Selayaknya sebuah kajian, melingkar ini juga ada susnan acara atau biasanya disebut baramij liqo. Umumnya, susunan acaranya seperti ini:

 1. Pembukaan.

 2. Tilawah, bergiliran setiap personil kajian, atau kalau bulan Ramadhan biasanya nyambung ke bacaan tilawah masing-masing.

 3. Infaq. Infaqnya dimanfaatkan untuk kegiatan dakwah, penunjang agenda kajian seperti masak bareng *biasanya sih kelompok yang cewek sering nih agenda ini*, baksos, apa saja yang penting disepakati oleh semua anggota kajian.

 4. Setor Hafalan, baik hafalan AlQur'an atau Hadits. Menurut beberapa kesaksian yang saya temukan dari hashtag #melingkar tadi malam, agenda yang satu ini nih yang paling disegani :p

 5. Taujih. Yang ngasi taujih tak harus pembina kajian. Malah umumnya, kajian diberikan bergantian oleh setiap personil. Jadi, tiap pekan, beda taujih, beda yang ngasi taujih :)

 6. Pembacaan Riyadush Shalihin/Kajian Shiroh Nabawiyah/Kajian Shiroh Shahabiyah/Info Dunia Islam. Point ini disesuaikan dengan kesepakatan tiap personil kajian. Kalau mau ambil semuanya, silahkeeun. Yang penting terlaksana dan berguna :)

7. Materi/Bedah Buku. Ini bisa disebut kegiatan inti melingkar. Jadi, pembina memberikan materi berdasarkan kurikulum, atau materinya bisa juga disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta kajian. Semacam tausiyah gitu deh. Saya pribadi, kalo udah sampai di point ini seringkali merasa seperti dilecutlecut dan ditampartampar semangatnya untuk bangkit dari rasa malas.

8. Diskusi. Bilamana ada materi yang kurang jelas dan ingin didiskusikan dalam forum, dibukalah sesi diskusi. Kalo ga ada, lanjuuut ke point berikutnya.

 9. Qodoyah dan Rowa'i. Qodoyah itu semacam konsultasi atau curhat tentang problema yang sedang kita hadapi. Jika berkenan, boleh dibicarakan dalam forum, dan diikhtiarkan untuk dicarikan solusinya bersama-sama. Trus kalo Rowa'i itu penyampaian berita gembira. Jadi, kalau ada berita gembira seputar diri kita yang ingin disampaikan ke teman-teman, sampaikanlah di sesi ini.

 10. Penutupan, selesai. Sampai jumpa pekan depan, kita ketemuan lagi pukul sekian di rumah si ini. Salaman, pelukan, cipikacipiki. Intisari dari melingkar ini memang meningkatkan kualitas peserta kajian, utamanya dari segi rohani. Namun, tidak mengapa kalau tiap peserta sepakat untuk menambah program khusus seperti mabit (malam bina iman dan taqwa), tukeran kado, rihlah (jalanjalan, rekreasi), bahkan kalau mau ada program saling mengajari teman kajian belajar mobil pun silahkan :D Seru kaaan.

Tidak ada dalil yang menyatakan bahwa 'melingkar' itu wajib hukumnya. Hanya saja, jika kita niatkan melingkar ini untuk menuntut ilmu agama dan menjalin silaturrahim, maka melingkar jadi sangat penting sekali. Kalo kata Pak @BamzTeha, #melingkar itu berguna untuk memperbaiki diri, keluarga, masyarakat, bangsa & negara. Slogannya: perbaikilah diri sendiri dan serulah orang lain.Begitulah. Wallahualam Bisshowwab.

( tarbiyatuna)