Lalu Suryade
@suryadelalu
Aleg PKS DPRD Jabar
@suryadelalu
Aleg PKS DPRD Jabar
- Rasa-rasanya pengen flash_back proses pemenangan Aher_Demiz kemarin, karena banyak analisis yang terlampau jauh.. ;)
- Kalo baca twits saya sehari sebelum pendaftaran pasangan cagub, sebetulnya ada faktor2 pendukung pemenangan yg dibutuhkan.
- Ada upaya sungguh2 sosialisasi Ahmad Heryawan, hingga diberi nama Kang Aher utk atasi kesulitan pilihan nama yg eye-catching.
- "Aher" sebetulnya bukan nama panggilan beliau. Waktu kecil ibunya memanggil "Asep". Dari nama asal "Asep Ahmad".. :))
- Ini dianggap perkara penting, karena sosialisasi butuh kemudahan2. Telinga 49 juta warga Jabar bukan sasaran yg mudah..
- Awalnya dibiasakan panggil "Hery", tapi kurang okeh. Nama Hery terlampau umum dan butuh tenaga menyebutnya.. :p
- Terlebih di Sunda terbiasa dg nama yg gampang. Contoh, klo nama Komarudin akan dikasih nama depan Kokom. Ini jadi panggilan.
- Jadi, perihal namapun, ikhtiar. Sosialisasi terus, namun di pelosok2 tak sedikit yg salah menyebut nama gubernurnya.
- Peningkatan popularitas dan elektabilitas Aher tidak masif. Sedikit demi sedikit.. Survey internal juga dilakukan.
- Semua hal coba diperhitungkan. Tidak hanya potensi diri, namun pula potensi para calon kompetitor.
- Figur kuat yg slalu unggul dlm survey (sebelum berpasangan) adalah Dede Yusuf, sang wagub.
- Tingkat elektabilitas Aher awalnya mencapai 30-an persen, masih agak jauh dari target yg diharapkan.
- Mesin partai dianggap solid, karena memang karakter internal PKS yg patuh pada keputusan yg telah dibuat bersama.
- Tapi mesin partai saja tidak cukup, bahkan untuk memenuhi batas minimal 15% suara hrs koalisi (utk maju pilgub -ed). Maka, Hanura yg pertama.
- Mesin oke, koalisi sudah. Sosialisasi Aher jg terus berjalan, tanpa langgar aturan yg ada. Tp, elektabilitas belum meyakinkan.
- Itulah sbb dicari pasangan terbaik. Yg tak hanya populer, sekaligus jg berbobot. Pilihan jatuh pada Kang Deddy Mizwar.
- Setelah berpasangan dg Kang Deddy, elektabilitas pasangan meningkat. Ini tak bisa dan tak perlu dinafikan.
- Hitung2an seperti itu jg belum jaminan utk capai kemenangan. Kerja tim kampanye luar biasa. Di lapangan maupun debat live.
- Persoalan tak berhenti di survey elektabilitas. Sebelum pencoblosan, persepsi publik bisa naik bisa turun.
- Badai terasa menerjang di kala kasus LHI muncul. Bahkan ada usul agar menanggalkan semua atribut PKS dari perangkat kampanye.
- Usulan itu ditolak. PKS tak bisa 'menyerah' begitu saja dg keadaan. Yg salah silahkan diproses, tapi PKS bukan orang perorang.
- PKS cukup dewasa hadapi masalah. Mundur, ganti, dan konsolidasi. Pilgub Jabar tantangan pertama, PKS bertahan atau tidak.
- Saya ingat pidato penuh makna dari Pak @anismatta di Bandung. Bahwasanya Pilgub Jabar akan jadi wajah PKS selanjutnya.
- Survey2 yg diadakan internal DPW PKS Jabar, Puskaptis, maupun Polmark sebetulnya konsisten Aher-Demiz di atas pasangan lain.
- Keheranan kami pada hasil survey LSI sama dg keheranan saat Pilgub 2008 yg lalu. Saat itu LSI juga menempatkan Hade di bawah.
- Itu sebab, semangat para kader terpompa terus. "Jangan terpengaruh hasil survey mereka. Itu bagian dari propaganda".
- Hasil survey pollsters di Indonesia memang harus dibaca dengan waspada.. Mereka umumnya tdk independen.
- Walau hasil survey Polmark, Aher-Demiz masih di atas yg lain, tapi perbedaan tipis membuat adrenalin terpacu.
- Yg bikin gregetan, Polmark tak sedia release hasil survey itu. Sementara, survey LSI jadi tolok ukur pengamat2 'pinter' kita :p
- Syukurlah, tak hanya pengamat yg imani hsl survey LSI. Rupanya SBY juga demikian kali. Buktinya, beliau tak turun di Jabar. :D
- Pengamat bilang Dede bakal menang di Jabar sbb beda dg nasional, Demokrat solid di sana. Dulu su bilang ada 3 matahari di sini.
- Matahari Demokrat di Jabar selain Dede, Iwan Sulandjana (ketua DPW) & Irfan Suryanagara (ketua DPRD). Mereka awalnya "berminat".
- Jadi, persoalan soliditas Demokrat, menurut saya, bukan pada faktor Anas semata. Sejak awal mesinnya tak berjalan.
- Ketua timses Dede a/ kakaknya sendiri Bob Effendi. Ini timbulkan persoalan tersendiri bg pengurus Demokrat, sbb dia kader PAN.
- Tentang Debat Cagub. Sebagian orang menganggap ini tidak penting.
- Penonton Debat Cagub memang tidak banyak dibandingkan sinetron Tukang Bubur Naik Haji, misalnya.
- Namun, kami menganggap debat itu penting. Itu sarana pendidikan politik, walaupun pengelolaannya msh kurang oke.
- Penonton debat tak banyak, tapi mereka opinion leaders yg membawa efek sosial bagi pengenalan cagub & programnya ke masy luas.
- Pada debat pertama (non formal) yg disiarkan live oleh tvOne, terdapat 'insiden' kecil. Saat itu ada opini Demiz mundur.
- Tim debat sdh minta tim lap agar Demiz dibatasi kunjungan di Cirebon. Tapi rupanya agenda hingga malam, tak mungkin ikut debat.
- Kalau memaksakan ke Bandung, bakal banyak yg kecewa (yg sudah dijadwalkan ketemu Demiz -ed). Bila tak hadir debat, anggapan Demiz mundur seakan mendapat pembenaran.
- Di saat itu, Aher berharap betul Demiz mendampingi. Hari itu Jumat, kasus LHI malam Kamis. Tegang. Sungguh!!
- Saat briefing tampak betul Kang Aher kurang konsentrasi. Juga sedang flu. Bersin2.. Pkl 17.00 di Gd. Pakuan.
- Namun, bismillahi tawakkaltu alallah! Beliau dg tenang bisa bicara lugas di debat pertama itu. Sendirian. Tanpa Kang Demiz.
- Penguasaan bahan bagus, ketenangan oke. Hanya kekurangannya tak ada pendamping saat itu.
- Entah input siapa yg bilang suara Kang Aher di debat pertama terlalu tinggi.. Nah, pd debat MetroTV suaranya terlampau pelan.
- IMO, debat ke-1 tvOne Dede & Aher berimbang. Di MetroTV penampilan Aher kurang maksi. Terlebih saat dipojokkan Dede di akhir.
- Klo Rieke, di debat pertama sungguh banyak salah data. Kalimat2 konjungsinya tdk sesuai. Selly, motor timnya sampai ngomong.
- Jadi Paten ini memang agak terlambat panas. Isu2nya kami akui bagus, cuma kurang dikuasai dg baik.
- Bila kampanye masif Rieke berlangsung sejak awal... Ga tau deh, mungkin bukan hanya Dede yg kesalip.
- Menurutku, pilgub ini agak terlepas dr persoalan parpol di tingkat nasional. Pengaruh ada tapi tak banyak. Pokok itu di figur.
- Figur Aher menguat di akhir. Begitu pula Rieke..mulai disukai dg penampilannya yg natural, bagi pemilih perdesaan.
- Kang Deddy sangat penting kontribusinya dlm pemenangan. Itu sebab kita ngebet sama beliau.
- Kehadiran Kang Deddy selalu bikin ceria & tawa.. Saat dibriefing materi debat, beliau tiba pkl 11 mlm dr temu tokoh di Tasik.
- Wajahnya sdh kusut & letih. "Bang nanti mungkin ditanya ttg Kota Layak Anak" | Apalagi itu? Janganlah ditanya macam2.. | LOL
- Kata beliau lagi, "Aku kalo ditanyak macem2, bisa sembunyi di bawah meja!" guraunya dg logat khas Nagabonar. LOL.
- Tim se7 dg joke2 khas Bang Jek/Nagabonar, tapi disarankan pula utk menunjukkan sisi serius sbg budayawan dan cawagub.
- Banyak koreksi dalam debat di MetroTV, diperbaiki...dan itu membuat penampilan dlm debat terakhir di tvOne jadi maksi.. Pol..
- Walau ada joke, Kang Deddy sangat memahami secara umum konsepsi pembangunan Jabar. Ini modal awal yg memadai.
- Bayangan saya, beliau akan banyak diberi peran pengembangan pendidikan & kebudayaan masyarakat, oleh Kang @aheryawan.
- Perbedaan pasangan Aher periode kini ada di "positioning".. Demiz walau berusia jauh lebih senior, tetap rendah hati.
- Demiz faham bahwa Aher bakal sulit menang pilgub tanpanya, tapi beliau selalu bilang Aher itu imam & wagub membantu.
- Ada sikap saling menghormati yg kuat di antara Aher dan Demiz, dan itu tampak di kala lelah sekalipun.
- Dlm briefing di hotel @hom Bekasi, Kang Aher sgt letih & minta acara dipercepat. Seusai itu, berdua goyang Gangnam Style :p
- Satu hal yg selalu dipegang teguh Kang Aher adalah: tidak menyerang pasangan cagub/cawagub lain.
- Coba aja perhatikan debat2 yg terjadi.. Saya sampai ingatkan beliau agar tak terlalu datar dan terkesan defensif.
- Juga ada masukan bhw karena waktu sempit, jawaban pertanyaan dlm debat sebaiknya mendahulukan "kesimpulan", baru diuraikan.
- Prinsip tidak menyerang tetap dipegang Aher hingga usai. Ini penting u/ jaga rasa saling hargai. "Caina herang laukna beunang".
- Joke penting dlm debat, namun porsi waktu yg singkat mengharuskan pengendalian yg ketat.
- Jabar selama ini jadi teladan. Pilkada tak ada kerusuhan. Usai pilgub, para calon didatangi pemenang. Rangkul semua kalangan.
- Pemilu kada Jabar ini bagaikan pemilu presiden.. Ini provinsi terbesar.
- Tapi, Pemilukada Sumatera Utara jua tak kalah besar.. Ini provinsi terbesar di pulau Sumatera.
- Semua cagub adalah figur2 besar. Siapa yg bisa anggap enteng Kang Yance & Tatang. Keduanya 2 periode jadi bupati.
- Yance kuasai daerah pantura. Tatang sdh terlampau 'dicintai' di Tasikmalaya. Pula diusung Golkar, sang 'calon pemenang' 2014.
- Begitu pula Rieke & Dede. Popularitasnya di atas 95%.. Hal yg "membantu" Aher, secara eksternal adalah berpisahnya PG-PDIP-PD.
- Sosio-diversiti Jabar sgt tinggi. Walau ada suku Sunda. Tapi, sesungguhnya berbeda dg Cirebonan. Bahkan pendatang jg besar.
- Ini tentu hal tersulit untuk pengelolaan issue. Belum lagi perkara gap perkotaan dg kabupaten.
- Waktu ada usulan fokus ke issue pembangunan desa. Teman2 dari Kota Bandung & Depok protes. Di sini tiada desa, kelurahan semua.
- Keragaman itu bikin sulit bagi cagub utk sekedar pencitraan. Jabar bukan DKI. Mau citrakan diri Sunda banget, di utara g cocok.
- Saya kampanye di desa Tegal Kec Kemang Bogor.. Betawi semua.. Bodor nyunda ga pada ngerti.
- Jadi, kalo terpilih jadi gubernur di tempat lain, mungkin bisa andalkan pencitraan. Tapi di Jabar, berbagai hal hrs mendukung.
- Maka visi "Jabar Maju dan Sejahtera untuk Semua" itu mewakili tujuan yg hendak dicapai sang Gubernur.
- Pesan & harapan kita adalah semoga kinerja Pemprov Jabar di bawah Gub @aheryawan, bisa lebih baik lagi di periode kedua ini.
Trio : @suryadelalu - @aheryawan - Deddy Mizwar / sumber: pkspiyungan.org |